Viral, Imam Salat Masjid Besar di Sudan, Syech Nourin Mohamed Siddig Gunakan Langgam Jawa Saat Baca Al Quran

11 April 2021, 12:25 WIB
Syech Nourin Mohamed Siddig membawakan salat dengan menggunakan langgam Jawa. /Twitter/@Dharma_tc

PR BEKASI - Sebuah video dari seorang imam salat yang membaca Alquran dengan nada langgam Jawa menjadi viral di media sosial Twitter.

Hal yang menjadi perhatian netizen adalah, imam salat tersebut merupakan imam di masjid besar di daerah Sudan, yaitu Syech Nourin Mohamed Siddig.

Disebutkan bahwa di daerah negara-negara Afrika dan Timur Tengah, konsep dakwah Islam Nusantara menjadi sesuatu yang bisa diterima dengan cukup baik oleh masyarakat muslim sekitar.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta ‘Diramalkan’ Segera Tamat Usai Kedok Elsa Terbongkar, Bakal Ada Season 2?

Salah satu alasan konsep tersebut dapat diterima dengan baik, yakni cara dakwah tersebut telah sukses dalam mewujudkan perdamaian di antara umat beragama.

Bahkan, bagi muslim di Sudan, penggunaan tartil Alquran dengan nada langgam Jawa ini menjadi favorit mereka.

Disebutkan bahwa, penggunaan langgam Jawa memberikan efek ketenangan bagi yang mendengarnya.

Baca Juga: Usai Jatim Diterjang Gempa, Khofifah Minta Pemerintah Utamakan Rehabilitasi Masjid karena Mau Tarawih

Selain itu, penggunaan langgam Jawa hingga ke belahan dunia Afrika, menunjukkan kalau eksistensi konsep dakwah Indonesia diakui oleh dunia.

Terlebih lagi, parlemen Afghanistan sempat secara khusus bertandang ke Indonesia, dan ingin mempelajari serta mengadopsi konsep dakwah Islam Nusantara.

Lebih lanjut, salah satu netizen mengungkapkan bahwa langgam Jawa yang digunakan oleh Syech Nourin Mohamed Siddig dinamakan nada sullam khumasi.

Baca Juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati Menteri Pendidikan Korea Utara karena Gagal Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh

Nada sullam khumasi ini, dijelaskannya, memang banyak digunakan di Afrika, Tiongkok, Eropa, dan Indonesia.

Dia memaparkan bahwa langgam Jawa masuk ke dalam sullam khumasi di nada kurdi, dan mengatakan jika mendengar maqam atsar kurdi maka akan terasa kedekatannya dengan langgam Jawa.

"Intinya mengaji dengan langgam Jawa tidak masalah selama tidak menyalahi tajwid," jelas netizen tersebut.

Baca Juga: Pikir Lagi yang Mau Mudik Sebelum 6 Mei, Polisi Akan Amankan Masyarakat yang Ketahuan Dahului Mudik

Tak hanya itu, seorang netizen lain juga mengungkapkan bahwa langgam tersebut merupakan endemik dari bangsa Afrika sendiri.

Irama dari nada tersebut biasa dinyanyikan oleh suku di pedalaman.

"Yang mengembangkan Islam sangat luar biasa, bisa disebarkan tanpa meninggalkan budaya asli Afrika," katanya.

Salah satu dari netizen juga menceritakan kalau dia saat kecil pada tahun 1954 di Solo, sering mendengar bacaan Alquran yang menggunakan langgam tersebut saat tarawih di masjid.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Minta Jokowi Tak Perlu Ibadah Lagi karena Pasti Masuk Surga, Arief Munandar: Emang Ente Nabi?

"Bahkan keponakan saya nyantri di Tebu Ireng sering adzan dengan langgam Jawa," ungkapnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @Dharma_tc pada Minggu, 11 April 2021.

Sementara, dilanjutkannya, Islam Nusantara sendiri baru dikenalkan sejak PBNU dipimpin oleh KH. Said Aqil Siraj.

"Itu menurut saya langgam daerah Jawa, bukan Nusantara," kata netizen tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler