PR BEKASI - Kanada kembali melaporkan kasus kedua pembekuan darah langka dengan kondisi trombosit rendah usai vaksin AstraZeneca diberikan dalam waktu satu minggu.
Meski begitu, Kanada masih merekomentasikan penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 18 April 2021 Kementerian Kesehatan Kanada menyatakan bahwa pasien tersebut kini sedang dirawat dan sedang dalam masa pemulihan.
Baca Juga: Mentega atau Margarin: Mana yang Paling Bermanfaat Bagi Kesehatan Tubuh?
Pihaknya juga menambahkan bahwa pasien tersebut merupakan warga yang tinggal di Provinsi Alberta, Kanada.
Berdasarkan bukti yang tersedia, lanjutnya, Kanada masih menyatakan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dari potensi risikonya.
"Otoritas kesehatan Kanada akan terus memantau penggunaan semua vaksin Covid-19 dengan cermat dan memeriksa serta menilai setiap masalah keamanan baru," kata Kementerian Kesehatan Kanada.
Baca Juga: Ikut Sinergi Bangun Bekasi, Komisi X DPR Beri 25 Slot Beasiswa pada Kapemasi
Sebelumnya, Kanada melaporkan kasus pembekuan darah pertama terkait vaksin AstraZeneca pada Selasa lalu, 13 April 2021.
Kemudian pada hari berikutnya, Otoritas Kesehatan mengatakan mereka tidak akan membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut.
Sementara itu, Dewan Penasihat merekomendasikan Kanada untuk berhenti menawarkan vaksin kepada orang-orang yang berusia di bawah 55 tahun. Panel tersebut sedang dalam proses meninjau sarannya.
Baca Juga: Sebut Dokter Kevin Samuel Langgar 3 Pasal, dr. Tirta: Edukasilah Tanpa Merendahkan Pasien
Diketahui Kanada kini sedang meningkatkan kampanye vaksinasi, namun jumlahnya masih lebih kecil dibanding negara lainnya, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Di tengah gelombang infeksi ketiga yang melonjak, Ontario, provinsi terpadat di Kanada, memberlakukan pembatasan Covid-19, termasuk menutup perbatasan provinsi untuk pelancong domestik.***