Taliban Larang Murid Perempuan SMP-SMA Afghanistan Kembali Sekolah, Ingkar Janji?

18 September 2021, 05:53 WIB
Taliban dianggap ingkar janji untuk mengizinkan perempuan memperoleh hak pendidikan. /hindustantimes

 

PR BEKASI - Taliban dilaporkan melarang siswi-siswi perempuan SMP dan SMA Afghanistan kembali bersekolah.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Taliban Abdul Baqi Haqqani berjanji setiap laki-laki dan perempuan boleh memperoleh hak pendidikan.

Kebijakan tersebut diiringi dengan syarat bahwa kelas-kelas harus dipisahkan antara laki-laki dengan perempuan.

Keterangan pers Abdul Baqi Haqqani ini diungkapkan dalam acara pertemuan Loya Jirga pada Minggu, 29 Agustus 2021 lalu.

Baca Juga: Sebulan Berkuasa, Taliban Larang Siswi Perempuan SMP-SMA Afghanistan Kembali Sekolah

"Orang-orang Afghanistan boleh melanjutkan pendidikan tinggi mereka berdasarkan hukum Syariah dengan aman tanpa berada dalam lingkungan campuran laki-laki dan perempuan," tuturnya.

Kini, Taliban mengumumkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah Afghanistan kembali beroperasi pada hari Jumat, 17 September 2021 kemarin.

Anak-anak usia sekolah di Afghanistan ini kembali dapat belajar setelah satu bulan lamanya menunggu keputusan Taliban.

Kendati demikian, Kementerian Pendidikan Taliban mengatakan bahwa sekolah hanya diperuntukan untuk anak laki-laki.

Baca Juga: Tak Setuju Aturan Baru Taliban, Aktivis HAM Ini Berani Tunjukkan Pakaian Khas Perempuan Afghanistan di Medsos

Sekolah menengah kelas 7 sampai 12 akan kembali dibuka mulai hari ini, Sabtu 18 September 2021.

"Semua guru dan siswa laki-laki harus menghadiri lembaga pendidikan mereka," bunyi petikan pengumuman Taliban.

Dengan pengumuman tersebut, baik guru perempuan maupun siswi perempuan tingkat SMP-SMA tidak diperbolehkan kembali beraktivitas.

Dekrit tersebut menjadikan Afghanistan sebagai satu-satunya negara di dunia yang melarang separuh penduduknya mengenyam pendidikan menengah.

Terkait hal tersebut, Jaringan Analisis Afghanistan Kate Clark mengatakan bahwa Taliban telah mengingkari janji mereka untuk mensejahterakan perempuan.

Baca Juga: Pemimpin Taliban hingga PM Israel Masuk Daftar Pemimpin Berpengaruh Dunia, Jokowi Tidak Ada

"Pendidikan dan literasi sangat dihargai dalam Islam sehingga Taliban tidak seharusnya melarang perempuan untuk sekolah dengan alasan agama," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Sabtu, 18 September 2021.

Pada penutupnya, Kate menegaskan Taliban telah melanggar hak-hak perempuan untuk dapat memperoleh pendidikan.

"Mereka selalu mengatakan akan membukanya ketika keamanan membaik. Itu tidak pernah terjadi. Mereka tidak pernah membuka sekolah untuk perempuan," tuturnya***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler