Taliban Rampas Rumah hingga Lahan Pertanian Warga Afghanistan, Etnis Hazara Syiah Jadi Sasaran Empuk

25 September 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi. Taliban dituduh merampas rumah, toko, hingga lahan pertanian warga Afghanistan di wilayah komunitas etnis Hazara. /REUTERS/Omar Sobhani

PR BEKASI - Taliban saat ini berhasil mengambil alih Afghanistan.

Berkuasanya Taliban membuat sejumlah warga Afghanistan yang hidup di wilayah pertanian terkena dampaknya.

Pasalnya, lahan pertanian hingga toko di wilayah komunitas pertanian yang didominasi etnis Hazara dirampas oleh Taliban.

Baca Juga: Erdogan Enggan Buka Dialog dengan Taliban karena Pemangku Jabatan Afghanistan yang Baru Cuma Laki-laki?

Tak hanya itu, Taliban juga mengusir mereka dari rumah.

Mohammad Mohaqeq, seorang pemimpin politik Hazara yang kini diasingkan pasca pengambilalihan Taliban, mengungkapkan hal itu pada awal pekan ini.

Dia mengatakan, lebih dari 800 keluarga diusir dari rumah mereka di sebuah distrik terpencil yang mengangkangi Provinsi Daykundi dan Uruzgan di Barat Kabul.

Baca Juga: Taliban Janji Perjuangkan Hak Perempuan, Rapper Perempuan Afghanistan: Jangan Mau Ditipu!

Diketahui, Hazara merupakan etnis minoritas Syiah yang selama berabad-abad mendapatkan diskriminasi dari mayoritas Sunni Afghanistan.

Dalam dua dekade terakhir, mereka menjadi sasaran empuk bagi Taliban karena dituduh sesat.

Seorang tetua Hazara mengatakan, Taliban datang dengan mobil pick-up dan mengusir semua orang.

Baca Juga: Taliban Minta Duta Besar Afghanistan Diterima PBB, Ingin Diakui Pemerintah Dunia Agar Uang Cair?

Lebih lanjut, Taliban menuduh mereka tinggal di wilayah itu secara ilegal.

Naasnya, para warga etnis Hazara ini kesulitan meminta bantuan.

"Telekomunikasi tidak berfungsi di desa," kata Mohaqeq dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Business Recorder pada Sabtu, 25 September 2021.

Baca Juga: Pakistan Khawatir Afghanistan Dilanda Perang Saudara, Taliban Didesak Bentuk Pemerintahan Terbuka

Di sisi lain, seorang penduduk desa yang enggan disebutkan namanya, mengaku mereka sudah menempati wilayah itu sejak 40 tahun lalu.

Wilayah yang awalnya merupakan tanah tandus ini mereka ubah menjadi lahan pertanian.***

Editor: Elfrida Chania S

Tags

Terkini

Terpopuler