Israel Kebakaran Jenggot, Paksa Universitas di AS Pecat Dosen Karena Kritik Negara Zionis

2 Oktober 2021, 06:30 WIB
Para Diplomat Israel paksa dekan sebuah universitas di AS untuk memecat dosen yang mengkritik negara Zionis Itu. /Jewish News Syndicate

PR BEKASI – Para diplomat Israel dilaporkan memaksa dekan sebuah universitas di Amerika Serikat (AS) untuk memecat seorang dosen.

Dosen tersebut dikabarkan memberikan kritik kepada Israel dengan menggunakan tuduhan anti-Yahudi.
 
Desakan tersebut dilakukan oleh pejabat konsuler Israel sebagai contoh lain dari campur tangan negara asing di AS.

Baca Juga: Kamala Harris Puji Mahasiswi AS yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Palestina

Pejabat konsuler Israel di AS tenggara dikabarkan telah mengatur pertemuan dengan seorang dekan di Universitas Carolina Utara di Chapel Hill.
 
Mereka meminta pihak universitas untuk mengeluarkan mahasiswa pascasarjana bernama Kylie Broderick.

Kylie Broderick juga bertindak sebagai dosen departemen sejarah yang mengkritik konflik  Israel-Palestina.
 
Rincian kunjungan pejabat Israel itu dikatakan telah diungkapkan oleh dua profesor Universitas Carolina Utara yang mengetahui adanya pertemuan itu.

Baca Juga: DPR AS Hapus Bantuan Dana Rp14,3 Triliun Untuk Iron Dome Israel

Intervensi oleh pejabat Israel mengikuti kampanye tekanan politik oleh situs sayap kanan pro-Israel dan kelompok advokasi.

Mereka membeberkan bukti posting-an yang dibuat Broderick di Twitter.
 
Broderick diduga telah membuat sebuah unggahan yang mengkritik Israel dan Zionis tanpa bukti serta mengutip posting-an tersebut sebagai bukti anti-Yahudi.
 
Selama beberapa tahun terakhir, telah ada kampanye bersama untuk menyamakan anti-Semit dengan kritik terhadap Israel.

Baca Juga: Ayah Britney Spears Sewa Perusahaan Mata-mata Israel untuk Sadap Putrinya

Kritik tersebut menggunakan adopsi definisi rasisme yang sangat kontroversial, yang dikenal sebagai Definisi Holocaust Internasional anti-Yahudi.
 
Tujuh dari sebelas contoh anti-Yahudi menggabungkan kritik  terhadap Israel dengan anti-Yahudi.
 
Para kritikus berpendapat bahwa penerapannya memiliki efek mengerikan pada semua lapisan masyarakat terutama di universitas dan kampus.
 
Kedua profesor Universitas Carolina Utara itu mengungkapkan, selain intervensi dari pemerintah Israel, pihak universitas juga menghadapi tekanan dari anggota DPR AS.

Baca Juga: Waktu Pengungsian Habis, Mahmoud Abbas Ancam Tarik Pengakuan Israel Jika Tak Segera Tinggalkan Palestina 

Menurut Broderick, ini bukan fenomena baru ketika pihak luar mencoba membungkam kebebasan akademik dalam hal ini.
 
"Orang-orang ini tidak pernah melihat saya mengajar, tidak pernah melihat evaluasi masa lalu saya, dan tidak memiliki hak untuk mendikte apa yang saya katakan," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Sabtu, 2 Oktober 2021.
 
Menurutnya, perwakilan dari pemerintah asing yang berusaha mengawasai kelas akademis adalah sebuah tindakan konyol.

Hal ini jelas merupakan reaksi berlebihan terhadap apa yang pada dasarnya merupakan masalah yang dimulai di Twitter.

Baca Juga: Irak Keluarkan Perintah Penangkapan Terhadap Pendukung Normalisasi Hubungan dengan Israel 

"Saya juga berpikir, aneh bahwa konsulat jenderal Israel diberikan audiensi. Jika ini adalah kelas di Hungaria atau Australia, apakah universitas akan mengizinkan upaya campur tangan pemerintah asing?” katanya.
 
“Fakta bahwa pertemuan ini terjadi sama sekali jelas ancaman bagi kebebasan akademik," tambah dosen itu.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler