Para Ahli Sebut Dunia Tak Bisa Hentikan Krisis Sampah Plastik Global, Minta Warga untuk Diet Plastik

7 Desember 2021, 07:24 WIB
Para ahli mengatakan bahwa dunia sudah tidak bisa mendaur ulang sampah plastik global, diminta untuk diet pakai plastik. /REUTERS/Jayanta Dey

PR BEKASI - Para ahli mengatakan bahwa dunia sudah tidak bisa mendaur ulang sampah plastik global.

Mereka juga mengatakan bahwa dengan mendaur ulang tidak akan mampu menahan krisis sampah plastik global yang selama ini sudah tak terkendali.

Namun, para ahli meyakini bahwa dengan beralih dari plastik sekali pakai adalah salah satu solusi terbaik yang dapat meringankan krisis plastik.

Baca Juga: Ralf Rangnick Bicara Formasi 4-2-2-2 Untuk Kemenangan Manchester United

Tetapi perubahan radikal pada sistem produksi juga diperlukan.

"Kami tidak akan bisa hanya mendaur ulang atau mengurangi jalan keluar kami," kata Rob Kaplan selaku CEO Circulate Capital, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Selasa, 7 Desember 2021.

"Ini masalah sistem dan perlu menggabungkan solusi hulu dan hilir," katanya.

Baca Juga: Info Loker Terbaru 2021: PT Dinamika Energi Maritim Buka Lowongan Bagi Lulusan S1, Cek Kualifikasinya

Menurut laporan program lingkungan PBB, dunia menghasilkan sekitar 300 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.

Tetapi kurang dari 10 persen semua plastik yang pernah dibuat telah didaur ulang.

Sebagian besar karena terlalu mahal untuk dikumpulkan dan disortir.

Baca Juga: Warga Italia Wajib Miliki Kartu Kesehatan dengan Melakukan Vaksin untuk Memasuki Tempat Umum dan Trasnsportasi

Sisanya berakhir dibuang, dibakar atau dikubur di tempat pembuangan sampah.

Ketika skema daur ulang goyah, perusahaan barang konsumen besar, termasuk Unilever (ULVR.L), Coca-Cola (KO.N) dan Nestle (NESN.S), telah mulai berinvestasi dalam proyek untuk membakar sampah plastik sebagai bahan bakar di tempat pembakaran semen.

Sementara itu, produksi plastik diproyeksikan menjadi berlipat ganda pada 2040.

Baca Juga: BERITA POPULER HARI INI: Ramalan Jayabaya Soal Gunung Semeru hingga Jokowi Disebut Mulai Ditinggalkan Teman

Sesuatu yang diyakini oleh banyak kritikus industri berlebihan dan pendorong terbesar masalah sampah besar yang dihadapi planet ini.

“Daur ulang tidak dapat bersaing dengan produksi berlebih,” kata Von Hernandez dari kampanye Break Free from Plastic.

"Jadi yang kami butuhkan adalah batasan produksi plastik murni," katanya.

Baca Juga: Bupati Garut Bantah Joget TikTok saat Garut Dihajar Banjir Bandang: Kok Kejam Benar ke Saya

Meskipun tidak ada regulator atau perjanjian global untuk industri plastik, Hernandez juga konsumen individu dapat membantu mendorong perubahan yang diperlukan dalam perilaku perusahaan.

Serta meminta pertanggungjawaban perusahaan melalui siklus hidup produk plastik mereka dan di mana mereka berakhir.***

Editor: Asytari Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler