Serta manusia ikut menghancurkan 1.202 km persegi hutan lainnya di Brasil selama empat bulan pertama tahun 2020, tercatat 55 persen lebih banyak dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Seperti efek domino yang berjatuhan, model memprediksi setelah 30-50 persen deforestasi tercapai di Amazon selatan, ini akan mengurangi jumlah hutan hujan hingga 40 persen di barat, juga mengubah lingkungan di sana dari hutan tropis menjadi hutan terbuka dan sabana, laporan tersebut menyimpulkan.
Baca Juga: Dongkrak Kembali Wisata yang Lesu, KKP: Ribuan Struktur Karang Hiasai Bawah Laut Bali
"Cara terbaik untuk memikirkan ekosistem hutan adalah dengan membayangkannya sebagai pompa," kata Walker kepada UPI.
"Hutan mendaur ulang kelembaban, yang mendukung curah hujan regional. Jika Anda terus merusak hutan, jumlah curah hujan turun dan akhirnya, Anda merusak pompa."
Jika skenario mengerikan ini berjalan, keamanan air akan menguap bagi lebih dari 35 juta orang yang menyebut wilayah ini sebagai rumah.
Baca Juga: Sempat Buron Dua Bulan, Polisi Berhasil Ringkus Tersangka Kasus Penipuan 11 Miliar di Banten
"Orang-orang di sana, mereka tidak terlalu khawatir tentang keanekaragaman hayati, lingkungan, ketika mereka harus khawatir tentang makan makanan mereka selanjutnya," kata Walker.
Dan lebih banyak lagi tumbuhan dan hewan akan punah.
Awal tahun ini sebuah laporan di Nature Communications menemukan bahwa Amazon, salah satu tempat yang paling kaya keanekaragaman hayati dan karbon di Bumi, berada di jalur cepat untuk mencapai titik tidak bisa kembali dalam masa hidup manusia.***