Pemerintah Indonesia Ikut Pantau Kematian 13 Lansia di Norwegia Usai Vaksinisai Pfizer

- 20 Januari 2021, 18:25 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 yang menyebabkan kematian ke 13 manula di Norwegia.
Ilustrasi Vaksin Covid-19 yang menyebabkan kematian ke 13 manula di Norwegia. /Pixabay

PR BEKASI –  Peristiwa kematian beberapa lansia di Norwegia setelah divaksinisai vaksin Pfizer menyita perhatian internasional. Termasuk pemerintah Indonesia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memantau peristiwa kematian lansia yang diakibatkan Vaksin Pfizer di Norwegia, untuk selanjutnya mengevaluasi penggunaan vaksin tersebut.

"Pasti pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan BPOM akan mengevaluasi itu," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 20 Januari 2021,

Dia mengatakan ada tiga hal yang menjadi dasar dalam memilih vaksin, yakni vaksin harus aman, halal, dan berkaitan dengan efektivitasnya.

Baca Juga: Oknum Penjaga Masjid Lakukan Kejahatan Seksual kepada 13 Anak, Akan Dijatuhi Hukuman Kebiri Kimia

"Itu menjadi patokan utama, setelah itu baru bicara pertimbangan harga dan seterusnya," ujar dia.

Moeldoko mengatakan kabar kematian itu baru dilaporkan satu negara.

Ia mengatakan BPOM akan mengevaluasi juga kasus yang terjadi di negara lain, yang menggunakan vaksin serupa sebagai prioritasnya.

"Ini kan baru satu negara. Sudah dinyatakan negara tersebut divaksinkan ke lansia, tapi kan perlu dilihat negara lain lagi yang juga menggunakan Pfizer, tingkat resikonya seperti apa," kata dia.

Dia menyampaikan penentuan evaluasi akan berdasarkan hasil monitor dan evaluasi berbagai negara yang menggunakan vaksin tersebut.

Baca Juga: Gegara Makan Mi Samyang, Telinga Pria Ini Tiba-tiba Tuli dan Tubuhnya Mati Rasa

Diketahui Norwegia kini telah meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan vaksin Pfizer Inc. kepada lansia dengan kondisi kesehatan yang serius setelah adanya kenaikan perkiraan jumlah lansia yang meninggal setelah menerima suntikan menjadi 29.

Angka terakhir yang menambahkan enam dari jumlah kematian yang diketahui di Norwegia, sehingga membuat pemerintah menurunkan usia yang terpengaruh vaksin dari 80 tahun ke 75 tahun.

Meskipun tidak jelas kapan tepatnya kematian terjadi, Norwegia telah memberikan setidaknya satu dosis kepada sekitar 42.000 orang dan berfokus pada mereka yang dianggap paling berisiko jika mereka tertular virus, termasuk lansia.

Hingga Jumat, vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech SE adalah satu-satunya yang tersedia di Norwegia, dan "semua kematian terkait dengan vaksin ini," kata Badan Obat Norwegia dalam tanggapan tertulis kepada Bloomberg pada hari Sabtu, 16 Januari 2021.

Baca Juga: KBRI Riyadh Berhasil Pulangkan dan Bebaskan PMI yang Dituduh Lakukan Kekerasan dan Didenda Rp5,6 M

"Ada 13 kematian yang telah dinilai, dan kami mengetahui 16 kematian lainnya yang saat ini sedang dinilai," kata badan tersebut.

Semua kematian yang dilaporkan terkait dengan lansia dengan kelainan dasar yang serius.

“Kebanyakan orang telah mengalami efek samping yang telah diprediksi sebelumnya dari vaksin, seperti mual dan muntah, demam, reaksi lokal di tempat suntikan, dan memburuknya kondisi yang mendasarinya,” katanya.

Laporan resmi tentang reaksi alergi jarang terjadi karena pemerintah terburu-buru meluncurkan vaksin untuk mencoba menahan pandemi global.

Baca Juga: Akui Pernah Menikah Saat Umur 18 Tahun, Amanda Manopo: Mental Aku Sudah Ibu Rumah Tangga Banget

Otoritas AS melaporkan 21 kasus reaksi alergi parah dari 14-23 Desember setelah pemberian sekitar 1,9 juta dosis awal vaksin Pfizer.

Laporan keamanan pertama di seluruh Eropa tentang vaksin Pfizer-BioNTech akan diterbitkan pada akhir Januari.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x