Adapun bibit kudeta Myanmar ini sudah terasa sejak tahun lalu ketika partai militer Myanmar, USDP (Union Solidarity and Development Party) kalah dari partai sipil pimpinan Aung San Suu Kyi, NLD (National League for Democracy).
USDP menganggap bahwa ada kecurangan di pemilu tersebut yang kemudian berujung pada keputusan untuk melakukan kudeta.
Jenderal Min Aung Hlaing, figur di balik kudeta terkait adalah salah satu otak pembantaian Muslim Rohingya di tahun 2017 lalu.
Ia, bersama pengikutnya setianya, membuat Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh. Kurang lebih ada 730 ribu Muslim Rohingya yang kabur saat itu.
Dengan sekarang Myanmar dipimpin oleh Min Aung Hlaing, nasib Rohingnya yang bertahan di Rakhine State dianggap terancam.
PBB mengatakan bahwa isu tersebut harus direspons sesegera mungkin. Mereka menyakini kudeta Myanmar akan membuat situasi di Rakhine State kian buruk.
Rapat DK PBB hari ini akan bersifat tertutup. Kelima belas anggotanya dipastikan hadir dan mereka akan membahas banyak hal mulai dari ancaman di Myanmar dan langkah yang perlu diambil.
"Kami ingin mempelajari ancaman-ancaman jangka panjang terjadi keamanan dan kedamaian, termasuk membahas kerjasama dengan negara-negara tetangga Myanmar," kata Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward.
Baca Juga: Akibat Pasokan Langka, Harga Cabai Rawit Merah Hingga Ikan di Pasar Tradisional Melonjak Naik