Sampai artikel ini dibuat, pemerintah militer Myanmar masih belum dapat dihubungi untuk meminta komentar atas tindakan mogok kerja para tenaga kesehatan tersebut.
Seperti diketahui, kelompok Junta Militer Myanmar telah melakukan kudeta dengan menahan Pemimpin Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta beberapa tokoh senior dari Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD).
Mereka menahan Aung San Suu Kyi dan tokoh NLD lainnya sebagai tanggapan atas dugaan kecurangan pemilu dalam pemungutan suara tahun lalu.
Saat ini, kepemimpinan Aung San Suu Kyi diambil alih oleh panglima militer Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.
Kudeta terjadi beberapa jam sebelum sesi pertama parlemen baru negara itu dijadwalkan untuk bersidang setelah pemilihan November di mana NLD memperoleh keuntungan besar, memenangkan lebih dari 80 persen suara, meningkatkan dukungannya dari 2015.
Baca Juga: Kontroversi Bupati Terpilih Ternyata WN AS, Bawaslu: Ini Mencederai Sistem Perpolitikan Indonesia
Kudeta tersebut menuai kecaman dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya karena para jenderal yang berkuasa menahan Aung San Suu Kyi dan puluhan pejabat lainnya.***