Diketahui bahwa pengayaan uranium tersebut hingga 20 persen di pabrik nuklir bawah tanahnya, Fordow.
Namun, di sisi lain, jika AS berhasil kembali ke perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) dan Iran dipaksa tunduk, maka hal itu bisa menjadi batu loncatan untuk perjanjian yang lebih luas.
Hal tersebut mulai dari pembatasan pengembangan senjata hingga aktivitas regional.
Baca Juga: Rachland Nashidik Sebut Bendungan Tukul Proyek Molor Jokowi, Dedek Uki: Hati-hati Penyakit Hati, Pak
Hingga kini, baik Iran maupun AS sama-sama tidak mengambil langkah duluan soal perjanjian nuklir itu.
Diketahui bahwa Iran, meminta sanksi dari era Donald Trump dicabut.
AS juga meminta sesuatu dari Iran, menghentikan program pengayaan uranium dan membiarkan inspektur PBB untuk melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Minta SKB 3 Menteri Direvisi, Din Syamsuddin: Agar Kita Tidak Menyimpang dari Nilai Dasar Indonesia
Sementara itu, negara tetangga gemas dengan situasi demikian. Kanselir Jerman, Angela Merkel, sampai meminta Presiden Iran, Hassan Rouhani untuk tidak main 'tunggu-tungguan' soal kembali ke perjanjian nuklir.