YouTube telah menghadapi kritik dari para pengamat dan kelompok masyarakat sipil karena tindakan mereka yang relatif lepas tangan selama pemungutan suara Myanmar 8 November 2020.
Tinjauan Reuters menemukan lusinan saluran yang berada di YouTube yang telah mempromosikan informasi yang salah tentang pemilu dengan menyamar sebagai kantor berita atau program politik.
Google mengatakan pada bulan Desember pihaknya telah menghentikan 34 saluran YouTube milik junta Myanmar.***