Tato Dipilih Sebagai Alat Baru Perlawanan oleh Demonstran Anti-Kudeta Myanmar

- 16 Maret 2021, 09:02 WIB
Seorang pria bertato Aung San Suu Kyi mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, pada 8 Februari 2021.
Seorang pria bertato Aung San Suu Kyi mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, pada 8 Februari 2021. /Reuters

"Saya merasa seperti kehilangan masa depan ketika mendengar berita pada 1 Februari,” kata aktivis itu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Selasa, 16 Maret 2021.

“Saya merasa sangat kesakitan dan saya tidak ingin melupakan rasa sakit itu selamanya," sambungnya.

Dia berkata bahwa dia mendapatkan pesan "Kebebasan dari Ketakutan" yang tertulis di tubuhnya sehingga dia tidak akan pernah melupakan rasa sakit itu dan untuk menunjukkan kepada generasi yang lebih muda "bagaimana kita menyingkirkan sistem ini".

Baca Juga: Hari Ini Ada Pemadaman Listrik di Mustika Jaya dan Bantar Gebang, Lokasi Berikut Akan Terdampak 

Banyak seniman tato memberi jasanya kepada orang-orang secara gratis untuk menunjukkan solidaritas pada hari-hari setelah kudeta pada awal Februari 2021.

Setelah ada laporan bahwa beberapa di antara mereka ditangkap, banyak tempat tato yang berusaha merahasiakannya meski terus menawarkan diskon besar.

"Mereka mengancam kami dengan senjata. Tapi revolusi kami tidak akan menang jika kami takut," kata pelanggan di Yangon.

"Jadi kita harus menyingkirkan ketakutan semacam ini untuk menang dalam revolusi kita," tambahnya.

Para pemimpin Amerika Serikat dan beberapa sekutunya berjanji pada Jumat, 12 Maret 2021 untuk bekerja sama memulihkan demokrasi di Myanmar.

Baca Juga: Soal KLB Moeldoko, Gatot Nurmantyo: Bukan Representasi Kualitas Etika, Moral, dan kehormatan TNI. Ingat Itu! 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asiaone


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah