PR BEKASI - Dilaporkan kembali sekira 5 pengunjuk rasa tewas oleh aparat keamanan di negara dengan situasi politik yang panas tersebut.
Hal itu diketahui terjadi di saat baru saja keempat negara seperti Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia bersepakat atau berjanji untuk pulihkan demokrasi di Myanmar.
Diketahui bahwa Sebanyak dua pengunjuk rasa tewas karena mendapat tembakan oleh pihak keamanan dalam protes duduk di Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar.
Sementara itu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 13 Maret 2021, dua orang lainnya tewas tertembak di Yangon dan satu orang lagi tewas di pusat kota Pyay.
Baca Juga: Tolak Siaran Langsung Pernikahan Atta-Aurel, KNRP: Tidak Mewakili Kepentingan Publik
Dilaporkan bahwa aksi protes para pengunjuk rasa di Myanmar saat ini terjadi ketika mengadakan peringatan terjadinya insiden kematian seorang siswa pada tahun 1988 silam di bulan Agustus yang memicu perlawanan terhadap pemerintah militer saat itu.
Protes hari Sabtu ini dilaporkan disebarkan melalui poster-poster di media sosial yang mendesak orang-orang untuk memperingati kematian Phone Maw, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 1988 di dalam tempat yang kemudian dikenal sebagai kampus Institut Teknologi Rangoon.
Kejadian yang berlangsung sebelum demokrasi hadir dan selanjutnya mengganti pemerintah militer itu kemudian dikenal dengan sebutan pemberontakan 8888.