Dirinya menambahkan kemajuan negara itu mungkin akan mundur ke tahun 2005, ketika negara itu juga berada di bawah kekuasaan junta militer. dan separuh penduduk miskin.
Studi tersebut menunjukkan bahwa pada akhir tahun lalu, rata-rata 83 persen rumah tangga melaporkan pendapatan mereka telah dipotong hampir setengahnya karena pandemi Covid-19.
Jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan diperkirakan meningkat 11 persen karena efek sosio-ekonomi pandemi.
Sementara itu, laporan tersebut mengatakan situasi keamanan yang memburuk, serta ancaman terhadap hak asasi manusia dan pembangunan di Myanmar sejak kudeta 1 Februari dapat meningkatkan tingkat kemiskinan hingga 12 persen pada awal tahun depan.
Baca Juga: Tips Minum Kopi saat Bulan Puasa Agar Aman bagi Kesehatan
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin San Suu Kyi, menahannya dan politisi sipil lainnya, kemudian menindak dengan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta.
Pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 750 warga sipil dalam demonstrasi tersebut, kata sebuah kelompok aktivis.
Laporan tersebut mengatakan perempuan dan anak-anak akan menanggung beban terberat dari krisis.
“Separuh dari semua anak di Myanmar bisa hidup dalam kemiskinan dalam satu tahun,” kata Kanni Wignaraja.
Baca Juga: Jokowi Dapat Jatah THR dan Gaji ke-13 Tahun Ini, Nicho Silalahi: Jadi Rakyat Terima Nasib Saja