Muhammad Husein juga mengatakan bahwa Pemerintah Palestina tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk melindungi warganya dari serangan Israel.
"Saya lihat, Pemerintah Palestina di Jalur Gaza, memang mereka tidak punya kapasitas dalam membantu atau melindungi warga," kata Muhammad Husein.
"Mereka hanya memberikan instruksi agar warga Palestina tetap waspada. Beda halnya dengan yang terjadi di wilayah jajahan Israel misalnya, mereka memiliki bunker-bunker yang bisa melindungi rakyat mereka dari roket-roket para pejuang. Sementara di Gaza, bunker tersebut tidak ada, karena memang fasilitas di Gaza sangat terbatas," tuturnya.
Menurutnya, saat ini warga Jalur Gaza pun hanya bisa pasrah dan tetap berada di rumah, untuk mengurangi risiko terkena serangan udara yang dilancarkan Israel.
"Kita ketahui bahwa Gaza sudah diblokade sejak 2006. Jadi warga Palestina di Gaza hanya pasrah, berharap-harap cemas, tetap berada di rumah mereka, tidak berkeliaran, untuk mengurangi risiko terkena serangan udara yang dilancarkan oleh Israel," kata Muhammad Husein.
Muhammad Husein juga membantah kabar yang menyebut bahwa Israel melancarkan serangan ke Masjidil Aqsa merupakan tindakan balas dendam, karena Palestina yang menyerang terlebih dahulu.
"Kericuhan yang dipicu oleh militer Israel di Masjidil Aqsa ini sudah mendapat peringatan dari jauh-jauh hari dari para pejuang Gaza," kata Muhammad Husein.
"Para pejuang Gaza tidak bisa tinggal diam melihat saudara mereka yang sedang beribadah di Masjidil Aqsa diteror, diserbu, ditembaki, dan mereka sudah mengingatkan sejak dua minggu yang lalu kalau aksi tersebut tidak dihentikan, maka para pejuang Gaza akan turun tangan dan melontarkan roket-roketnya," sambungnya.