Temuan Declassified UK: Sepertiga Anggota Kabinet Inggris Didanai Kelompok Pro-Israel, Termasuk Boris Johnson

- 31 Mei 2021, 12:46 WIB
Situs web jurnalisme investigasi, Declassified UK mengungkapkan rahasia besar bahwa sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, diduga telah didanai oleh Israel atau organisasi pro-Israel agar mendukung mereka.
Situs web jurnalisme investigasi, Declassified UK mengungkapkan rahasia besar bahwa sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, diduga telah didanai oleh Israel atau organisasi pro-Israel agar mendukung mereka. /REUTERS

PR BEKASI – Sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, dikabarkan telah didanai oleh Israel atau organisasi pro-Israel agar mendukung mereka.

Hal tersebut mendapatkan kecaman dari salah seorang mantan menteri senior Konservatif dan menyebutnya sebagai “tindakan menjijikan”.

Situs web jurnalisme investigasi Declassified UK mengungkapkan, Israel telah melakukan berbagai cara untuk merayu anggota Kabinet Inggris agar mendukung mereka selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Agresi Militer Israel di Gaza Tewaskan 65 Anak-anak Palestina, HAM PBB: Itu Mungkin Kejahatan Perang 

“Anggota parlemen Inggris telah dirayu dengan berbagai cara, termasuk perjalanan ke Israel yang didanai oleh kelompok pro-Israel,” bunyi laporan mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Senin, 1 Mei 2021.

Boris Johnson dilaporkan melakukan perjalanan lima hari ke negara bagian pendudukan pada November 2004, tiga tahun setelah dia pertama kali masuk parlemen.

Perjalanan Itu didanai bersama oleh pemerintah Israel dan Conservative Friends of Israel (CFI), sebuah kelompok pro-Israel kuat yang bermarkas di Westminster, London.

Baca Juga: Iran Pamerkan Artefak Berusia 5.000 Tahun di Museum Inggris, Begini Penampakannya 

Mereka tidak mengungkapkan para pemberi dana, akan tetapi mengklaim 80 persen dari anggota parlemen Konservatif adalah anggota.

Menurut Declassified UK, Boris Johnson tidak menyatakan perjalanan tersebut dalam daftar kepentingan parlemen sampai empat tahun kemudian, pada tahun 2008.

“Dirinya juga tidak mengungkapkan biaya perjalanan tersebut, yang mungkin merupakan pelanggaran standar parlemen,” katanya.

Mantan kanselir George Osborne, yang juga dalam perjalanan itu, mendaftarkannya dua minggu setelah kembali.

Baca Juga: Ribuan Demonstran Pro-Palestina Berbaris di Inggris, 15 Orang Ditahan 

Pada tahun 2012, CFI menyelenggarakan "bus pertempuran" untuk membawa Johnson berkeliling London utara sebagai bagian dari kampanye pemilihan wali kota London.

Lima menteri lain di kabinetnya yang terdiri dari Alok Sharma, Kwasi Kwarteng, Robert Jenrick, Oliver Dowden, dan Amanda Milling melakukan hal yang sama yakni perjalanan berbayar ke Israel dari 2011 hingga 2016.

Kwasi Kwarteng dan Amanda Milling dikatakan telah mengunjungi Israel setahun setelah mereka pertama kali memasuki parlemen, sedangkan Oliver Dowden mengunjungi Israel sebelum dia menjadi anggota parlemen

Baca Juga: Bukan Menyapu Jalanan, Boris Johnson Tegas Hukum Pelanggar Kesehatan dengan Denda Rp190 Juta  

Dua menteri kabinet lainnya, Michael Gove dan Priti Patel didanai saat mengunjungi Washington DC untuk menghadiri konferensi yang diadakan oleh American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), kelompok utama pro-Israel di AS.

Priti Patel dipecat pada 2017 oleh mantan Perdana Menteri Theresa May karena mengadakan pertemuan rahasia dengan Israel.

Dirinya kemudian ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri oleh Boris Johnson dan diberi dana sebesar 2.500 poundsterling atau sekitar Rp50.7 juta kelompok sayap kanan pro-Israel Henry Jackson Society (HJS) pada tahun 2013.

Baca Juga: Antisemitisme Yahudi Inggris di Tengah Konflik Israel-Palestina Meningkat, Boris Johnson Ambil Sikap Tegas 

Dana tersebut diberikan HJS terhadap Priti Patel untuk menjadi delegasi pada "forum" yang diselenggarakan oleh AIPAC.

Rincian perjalanan ke Israel oleh anggota Kabinet saat ini diuraikan secara panjang lebar oleh Declassified UK.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x