AS Ingin Saingi Teknologi China, Senat Setujui RUU Anggaran Penelitian Lebih dari Rp2.000 Triliun

- 9 Juni 2021, 13:29 WIB
Ilustrasi bendera AS dan China. AS ternyata ingin menyaingi teknologi China. Sehingga senat menyetujui RUU anggaran penelitian lebih dari Rp2.000 triliun.
Ilustrasi bendera AS dan China. AS ternyata ingin menyaingi teknologi China. Sehingga senat menyetujui RUU anggaran penelitian lebih dari Rp2.000 triliun. /Reuters/Tingshu Wang/REUTERS

"Jika kita tidak melakukan apa-apa, hari-hari kita sebagai negara adidaya yang dominan mungkin akan berakhir," kata Schumer.

Baca Juga: Populasi Muslim Semakin Meningkat, Jumlah Masjid dan Jemaah Salat Jumat di AS Terus Bertambah di 2020

"Kami tidak bermaksud membiarkan hari-hari itu berakhir begitu saja. Kami tidak bermaksud melihat Amerika menjadi negara menengah di abad ini," kata Schumer, melanjutkan.

Selanjutnya Joe Biden memberikan apresiasi terhadap RUU itu, ia menyebutnya sebagai senjata awal untuk berkompetisi di abad ke-21.

"Kita berada dalam kompetisi untuk memenangkan abad ke-21, dan senjata awal telah ditembakan. Kita tidak dapat mengambil risiko tertinggal."

Sementara itu, Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo mengatakan bahwa pendanaan tersebut dapat menghasilkan tujuh hingga sepuluh pabrik semikonduktor baru AS.

Baca Juga: Ramai Fenomena UFO, Pemerintah AS Laporkan Tak Ada Bukti

Tak hanya Joe Biden, ternyata cukup banyak perusahaan AS yang memberikan apresiasi terhadap RUU tersebut.

General Motors Co mengatakan UU itu merupakan langkah penting untuk mengatasi kekurangan semikonduktor yang terus berdampak pada manufaktur otomotif AS.

Senator Maria Cantwell mencatat RUU itu akan mengesahkan pendanaan untuk NASA dan misi Artemis ke Bulan.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah