Baca Juga: Lembaga Swedia Ungkap Korea Utara Bisa Miliki 40 Hingga 50 Senjata Nuklir
Selain itu, hingga saat ini penyelidikan atas pelanggaran tersebut masih berlangsung. Tetapi Mr Ha menuduh bahwa think-tank awalnya menutupi insiden tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk tidak mengetahui tentang pelanggaran tersebut dan meminta kepada pemerintah untuk mengungkapkan apa yang terjadi.
“Sejak pemerintahan Moon Jae-in menjabat, pemerintah Korea Selatan berusaha untuk tidak mengakui upaya peretasan oleh Korea Utara,” kata Mr Ha.
Seorang pejabat di kementerian sains dan teknologi, yang bertanggung jawab atas penyelidikan pelanggaran tersebut, mengatakan bahwa belum menemukan bukti untuk menentukan jika Korea Utara berada di balik peretasan tersebut.
Baca Juga: Kim Jong Akui Khawatir K-pop Bisa Rusak Generasi Muda Korea Utara, Kebijakan Diperketat
Mr Ha kemudian mengatakan bahwa ID email Moon Chung-in selaku mantan penasihat urusan luar negeri dan keamanan presiden Moon Jae-in, digunakan oleh beberapa alamat IP.
Menurut The Korea Times, akun email mantan penasihat tersebut juga telah diretas pada 2018.
Sementara itu, Korea Selatan sebelumnya telah menuduh Korea Utara melakukan serangan siber, termasuk pada November lalu ketika mengatakan bahwa badan intelijennya menggagalkan upaya Pyongyang untuk meretas perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19.***