Hackers Korea Utara Targetkan Think Tank Nuklir Korea Selatan

- 19 Juni 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi. Sekelompok hackers Korea Utara ternyata menargetkan think tank nuklir yang dikelola oleh Korea Selatan pada bulan lalu.
Ilustrasi. Sekelompok hackers Korea Utara ternyata menargetkan think tank nuklir yang dikelola oleh Korea Selatan pada bulan lalu. /Pixabay


PR BEKASI - Sekelompok hackers Korea Utara menargetkan think tank nuklir yang dikelola oleh Korea Selatan pada bulan lalu.

Ha Tae-keung selaku anggota komite intelijen parlemen Korea Selatan, mengatakan bahwa ada 13 alamat IP yang tidak sah telah mengakses sistem intranet Institut Penelitian Energi Atom Korea (KAERI) pada 14 Mei.

Mengutip sebuah laporan dari perusahaan keamanan siber yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, anggota parlemen tersebut mengatakan bahwa setidaknya satu alamat dapat dilacak ke kelompok peretas Korea Utara yaitu Kimsuky.

Sebagai informasi, Kimsuky adalah kelompok ancaman persisten maju Korea Utara yang menargetkan lembaga think tank Korea Selatan, industri, operator tenaga nuklir, dan Kementerian Unifikasi Korea Selatan untuk tujuan spionase.

Baca Juga: PBB Ungkap Korea Utara Kekurangan 860.000 Ton Makanan Tahun Ini

Kimsuky diduga dalang dibalik upaya Korea Utara untuk menargetkan perusahaan farmasi yang sedang mengerjakan vaksin virus corona di AS, Inggris, dan Korea Selatan tahun lalu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui The Independent, Sabtu, 19 Juni 2021.

Mr Ha mengatakan bahwa insiden tersebut dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius jika ada informasi inti yang bocor ke Korea Utara.

Karena KAERI adalah think tank terbesar di Korea Selatan yang mempelajari teknologi nuklir termasuk reaktor dan batang bahan bakar.

Seorang pejabat KAERI mengatakan bahwa dia telah melaporkan pelanggaran tersebut kepada pemerintah pada 31 Mei setelah menemukan hackers tersebut.

Baca Juga: Lembaga Swedia Ungkap Korea Utara Bisa Miliki 40 Hingga 50 Senjata Nuklir

Selain itu, hingga saat ini penyelidikan atas pelanggaran tersebut masih berlangsung. Tetapi Mr Ha menuduh bahwa think-tank awalnya menutupi insiden tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk tidak mengetahui tentang pelanggaran tersebut dan meminta kepada pemerintah untuk mengungkapkan apa yang terjadi.

“Sejak pemerintahan Moon Jae-in menjabat, pemerintah Korea Selatan berusaha untuk tidak mengakui upaya peretasan oleh Korea Utara,” kata Mr Ha.

Seorang pejabat di kementerian sains dan teknologi, yang bertanggung jawab atas penyelidikan pelanggaran tersebut, mengatakan bahwa belum menemukan bukti untuk menentukan jika Korea Utara berada di balik peretasan tersebut.

Baca Juga: Kim Jong Akui Khawatir K-pop Bisa Rusak Generasi Muda Korea Utara, Kebijakan Diperketat

Mr Ha kemudian mengatakan bahwa ID email Moon Chung-in selaku mantan penasihat urusan luar negeri dan keamanan presiden Moon Jae-in, digunakan oleh beberapa alamat IP.

Menurut The Korea Times, akun email mantan penasihat tersebut juga telah diretas pada 2018.

Sementara itu, Korea Selatan sebelumnya telah menuduh Korea Utara melakukan serangan siber, termasuk pada November lalu ketika mengatakan bahwa badan intelijennya menggagalkan upaya Pyongyang untuk meretas perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah