Namun, satu-satunya masalah adalah tidak ada yang tahu identitas wanita itu.
Baca Juga: Isolasi Mandiri, Ini Daftar Vitamin dan Obat Rekomendasi Kemenkes bagi Pasien Covid-19
The Wall Street Journal melaporkan bahwa fasilitas yang mengawasi kasusnya yakni rumah sakit Policlinico Milan dan Universitas Milan mengatakan, mereka tidak memiliki rincian identitas wanita tersebut.
Sementara Raffaele Gianotti, dokter kulit yang merawatnya, meninggal pada Maret hanya beberapa hari sebelum WHO memimpin tim meminta penelitian lebih lanjut ke pasien.
Tim telah merekomendasikan untuk mencari kemungkinan kasus Covid-19 di negara lain yang mendahului kasus pertama yang dikonfirmasi di Wuhan.
Para peneliti mengatakan memeriksa kasus-kasus yang diduga sebelumnya dapat membantu memperkuat garis waktu penyebaran awal virus.
Baca Juga: Jumlah Pasien Covid-19 yang Meninggal di Sukabumi Melonjak, Sepekan Ada 75 Orang
Untuk melakukan ini, tim telah meminta bank darah di beberapa negara untuk menguji sampel dari akhir 2019 untuk mengetahui adanya antibodi virus corona.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu terinfeksi Covid-19 sebelum kasus pertama virus dilaporkan di daerah mereka, tetapi kasus wanita Italia itu tetap menjadi salah satu yang paling menarik.
Tes darah yang diambil dari wanita itu pada Juni 2020 dinyatakan positif antibodi virus corona.