Media Asing Soroti di Indonesia, Para Ahli Ingatkan Skala Pandemi Covid-19 Terkait Varian Baru

- 23 Juli 2021, 13:26 WIB
Indonesia melaporkan rekor jumlah kematian akibat Covid-19 pada Kamis. Dengan rumah sakitnya yang tidak mampu mengatasi lonjakan kasus, semakin banyak orang yang harus mengisolasi diri di rumah
Indonesia melaporkan rekor jumlah kematian akibat Covid-19 pada Kamis. Dengan rumah sakitnya yang tidak mampu mengatasi lonjakan kasus, semakin banyak orang yang harus mengisolasi diri di rumah /EPA/Adi Weda

Baca Juga: Indonesia Disorot Media Asing, Perpanjang PPKM Darurat dan Jumlah Infeksi Covid-19 Masih Tinggi

Amin Soebandrio, Direktur di Institut Eijkman, sebuah organisasi pemerintah yang mempelajari penyakit menular tropis dan baru, mengatakan sementara belum ada Covid-19 varian baru yang muncul di Indonesia, kewaspadaan sangat penting.

“Dengan meningkatnya jumlah kasus, kita tidak dapat menyangkal bahwa itu mungkin dan harus hati-hati mengamati untuk mengidentifikasi varian baru segera setelah muncul,” katanya.

Sementara itu, virus terus-menerus berubah melalui mutasi pada gen mereka, menciptakan varian yang lebih maju.

Dr Stuart Ray, wakil ketua kedokteran untuk integritas data dan analitik di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, mengatakan varian Covid-19 baru terdeteksi di seluruh dunia setiap minggu tetapi “itu adalah sifat virus RNA seperti coronavirus untuk berevolusi dan berubah – secara bertahap”.

Baca Juga: Media Asing Soroti WNI Berbondong-bondong ke AS Demi Vaksin Covid-19

Dia juga mengatakan “kebanyakan datang dan pergi – beberapa bertahan tetapi tidak menjadi lebih umum; beberapa peningkatan populasi untuk sementara waktu dan kemudian menghilang.”

Menurutnya, hanya ketika suatu varian menunjukkan lompatan dalam kemampuannya untuk menularkan, peningkatan keparahan berdasarkan rawat inap atau kematian, atau berkurangnya efektivitas perawatan dan vaksin, WHO mengklasifikasikan strain tersebut sebagai 'varian yang menjadi perhatian'.

Secara global, ada empat varian yang menjadi perhatian yakni, yang disebut varian Alpha, pertama kali diidentifikasi di Inggris; varian Beta, pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, varian Delta, pertama kali diidentifikasi di India; dan varian Gamma, pertama kali diidentifikasi di Brasil.

Soebandrio mengatakan semua kecuali varian Gamma telah terdeteksi di Indonesia, dan bahwa negara tersebut sekarang memiliki kapasitas diagnostik untuk mendeteksi varian baru dalam jangka waktu yang singkat.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x