Jurnalis Amerika Sebut Taliban Manupulasi Syariah: Demi Agenda Ekstremis dan Patriarki

- 27 Agustus 2021, 13:06 WIB
Jurnalis Amerika sebut Taliban manipulasi syariah untuk agenda ekstrimis dan patriarki.
Jurnalis Amerika sebut Taliban manipulasi syariah untuk agenda ekstrimis dan patriarki. /

PR BEKASI - Jurnalis perempuan asal Amerika Serikat Hafsa Lodi menyampaikan pesan kepada Taliban yang memegang kekuasaan Afghanistan.

Seperti yang diketahui, Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengeklaim bahwa Taliban saat ini lebih liberal dibandingkan dulu.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Musik Dilarang di Afghanistan hingga Negara G7 Siap Sokong Dana untuk Taliban

Kendati demikian, Zabihullah Mujahid mengungkapkan rancangan peraturan baru di Afghanistan yakni pelarangan musik dan perempuan wajib mengenakan jilbab.

"Musik dilarang dalam Islam. Kami berharap bisa membujuk rakyat untuk tidak mendendangkan musik," tutur Zabihullah.

Selain itu, Zabihullah Mujahid mengatakan Taliban akan menghormati perempuan dan memberikan hak-hak perempuan.

Baca Juga: Taliban Disebut Mengancam Hak-hak Perempuan, Ustaz Das'ad Latif: Islam Selalu Meninggikan Derajat Perempuan

Di sisi lain, Direktur Asosiasi Hak Perempuan dari Human Right Watch Heather Barr mengaku pesimis dengan janji Taliban yang akan hormati hak-hak perempuan.

"Tapi tentu saja pada tahun mereka berkuasa, momen itu tidak kunjung tiba," ujarnya.

Terkait hal tersebut, jurnalis Amerika Serikat Hafsa Lodi menilai banyak rezim Islami yang memanipulasi syariah untuk agenda ekstremis dan patriarki.

Baca Juga: Warga Afghanistan yang Angka Vaksin Covid-19 Turun 80 Persen Sejak Dikuasai Taliban, UNICEF Beri Peringatan

Menurutnya, penafsiran syariah yang sewenang-wenang dan absolutis akan melucuti hak dan kebebasan perempuan.

"Di Iran, versi syariah yang diterapkan setelah Revolusi Islam 1979 menurunkan usia menikah anak perempuan dari 18 menjadi 13 tahun.

"Mereka melarang perempuan memperoleh pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi dan memaksa perempuan mengenakan hijab," ucapnya, seperti dilihat Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Independet.

Baca Juga: Lari dari Taliban dalam Keadaan Hamil Tua, Seorang Ibu di Afghanistan Melahirkan di Pesawat Amerika

Oleh karena itu, Hafsa menekankan pendapat feminis Maroko Asma Lambaret yang menganjurkan penafsiran persamaan hak setiap gender dalam Al-Quran.

"Islam yang diajarkan oleh para ulama melindungi dan memberdayakan. Hal ini berbanding terbalik dengan ajaran syariat yang diterapkan Taliban," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x