"Dia dan seluruh keluarga saya masih dalam bahaya," ucapnya.
Menurut Zahra Popal, keluarganya tidak dapat menghubungi Kantor Luar Negeri Inggris untuk pertolongan evakuasi.
"Kita tidak bisa menghubungi Kantor Luar Negeri. Kami merasa benar-benar diabaikan," katanya.
Tewasnya Musa Popal, lanjut Zahra, memberikan pukulan yang besar kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Saya merasa hancur berkeping-keping," tuturnya.
Akibat serangan bom bunuh diri ISIS-K ini, keluarga Popal dilaporkan belum bisa tidur dan makan berhari-hari.
"Sebagian besar dari kita belum tidur atau makan selama berhari-hari. Aku hanya ingin memeluk ayahku sekali lagi dan mencium ibuku," ujarnya.
Sementara itu, Hameed Popal yang berusia 14 tahun dilaporkan masih hilang setelah peristiwa bom bunuh diri tersebut.***