Dengan pengumuman tersebut, baik guru perempuan maupun siswi perempuan tingkat SMP-SMA tidak diperbolehkan kembali beraktivitas.
Baca Juga: Pemimpin Taliban hingga PM Israel Masuk Daftar Pemimpin Berpengaruh Dunia, Jokowi Tidak Ada
Dekrit tersebut menjadikan Afghanistan sebagai satu-satunya negara di dunia yang melarang separuh penduduknya mengenyam pendidikan menengah.
Selain di bidang pendidikan, Taliban juga membatasi perempuan dengan mengubah fungsi Kementerian Urusan Perempuan.
Jaringan Analisis Afghanistan Kate Clark mengatakan, kebijakan tersebut adalah bukti Taliban yang mengingkari janji mereka untuk mensejahterakan perempuan.
"Mereka selalu mengatakan akan membukanya ketika keamanan membaik. Itu tidak pernah terjadi. Mereka tidak pernah membuka sekolah untuk perempuan," tuturnya.
Kate juga menegaskan, Taliban telah melanggar hak-hak perempuan untuk dapat memperoleh pendidikan.***