PR BEKASI – Ratusan ribu anak imigran dan pengungsi dilaporkan telah hilang di Eropa
Mereka hilang secara misterius tanpa ada yang tahu apa yang terjadi pada mereka.
Hal tersebut dikatakan oleh seorang anggota delegasi Turki, Serap Yasar ke Majelis Parlemen Dewan Eropa, pada Jumat, 24 September 2021.
Baca Juga: Pekerja Migran Asal Pati Alami Kebutaan Setelah Disiksa Majikannya di Singapura
Yasar mengatakan bahwa fenomena migrasi ini telah menjadi topik hangat di seluruh dunia sejak 2011 lalu
Situasi baru-baru ini yang terjadi di Afghanistan telah menunjukkan bahwa hal itu akan menjadi agenda di masa depan juga.
“Para imigran ini tinggalkan negaranya karena perang, terorisme, dan gejolak internal," ucap Yasar.
"Kita juga tidak boleh meremehkan migrasi yang disebabkan oleh perubahan iklim,” katanya, katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.
Baca Juga: Pekerja Migran jadi Tanggung Jawab Pemerintah, Menaker: Kita Dorong Agar Dapat Kuota Kartu Prakerja
Dirinya menambahkan bahwa migrasi tersebut harus mendapat perhatian global untuk bergerak menuju solusi.
"Kami merilis laporan kami tentang imigran Hilang dan anak-anak Pengungsi di Eropa di Dewan Eropa pada Januari 2020, yang disahkan dengan suara bulat oleh deputi 47 negara yang terdaftar di Dewan Eropa," kata Yasar.
Menurut laporan itu, ratusan ribu anak hilang di Eropa dan tidak jelas apa yang terjadi pada mereka
"Saya ingin menyoroti jumlahnya, ratusan ribu anak hilang. Kadang-kadang angkanya tampak besar, tetapi saya tidak mengada-ada. Ini masuk ke laporan PBB,” katanya.
Namun belum ada tindakan serius dari PBB hingga saat ini terkait kasus tersebut.
Ini ditentukan di Dewan Eropa dan akhirnya dalam laporan saya, dengan keputusan nomor 2.324.
"Setidaknya satu anggota parlemen dari 47 negara berpartisipasi dalam pemungutan suara ini dan mereka menyadari situasinya," tambahnya.
Yasar mengatakan, mereka tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga menawarkan solusi dalam laporan tersebut.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 dimulai setelah laporan mereka dan agenda dunia bergeser ke masalah lain.
"Adalah tugas kita untuk melindungi anak-anak ini dalam hal apapun. Ini adalah hak mereka untuk dilindungi,” katanya.
“Mereka adalah anak-anak pertama dan kemudian imigran dan pengungsi. Untuk setiap anak yang hilang, semua orang yang tahu bertanggung jawab," kata Yasar.
"Pertama-tama, negara memiliki kewajiban untuk melindungi mereka," tambahnya.
Yasar menyayangkan negara dan lembaga keamanan internasional belum membentuk jaringan apa pun terkait pengungsi anak.
Dirinya mengatakan bahwa Turki telah memberikan contoh yang bagus dalam manajemen migrasi.
"Turki telah menjadi hati nurani dunia. Saya mengatakan ini dengan bangga. Kami memiliki sistem manajemen migrasi yang akan ditulis dalam sejarah kemanusiaan dan migrasi," katanya.***