Mahmoud Abbas Beri Israel Waktu Setahun untuk Tinggalkan Wilayah Palestina

- 26 September 2021, 17:25 WIB
 Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan menarik pengakuan Israel jika mereka tidak segera menarik diri dari wilayah Palestina selama setahun.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan menarik pengakuan Israel jika mereka tidak segera menarik diri dari wilayah Palestina selama setahun. /UPI Pool via Reuters

 

PR BEKASI – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas telah memberi Israel waktu selama setahun untuk menarik diri dari wilayah yang didudukinya dan mengancam akan menarik pengakuan Israel jika gagal melakukannya.

Mahmoud Abbas mengatakan dia tidak akan lagi mengakui Israel berdasarkan perbatasan pra-1967 jika menolak untuk menarik diri dari wilayah Palestina. menginginkan keadaan masa depan.

Hal tersebut dikatakannya dalam pidato virtual di sidang Majelis Umum PBB (UNGA) pada Jumat, 24 September 2021.

“Kita harus menyatakan bahwa pendudukan Israel Memiliki waktu setahun untuk menarik diri dari wilayah Palestina yang didudukinya pada 1967, termasuk Yerusalem Timur,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Minggu, 26 September 2021.

Baca Juga: Dukung Kemerdekaan Palestina dari Israel, Denmark Berikan Dana Bantuan 72 Miliar Dolar

“Jika ini tidak tercapai, kami tidak akan mempertahankan pengakuan Israel berdasarkan perbatasan tahun 1967,” tambahnya.

Presiden Palestina juga meminta Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional.

Dirinya juga meminta PBB untuk menyatakan kesediaannya untuk bekerja sepanjang tahun untuk menyelesaikan status akhir negara Israel dan Palestina sesuai dengan resolusi PBB.

Tak sampai di situ, Mahmoud Abbas juga mengatakan bahwa Israel melakukan politik apartheid dan pembersihan etnis di Palestina.

Dirinya juga memperlihatkan peta wilayah yang menunjukkan perluasan wilayah Israel selama beberapa dekade dengan menggunakan istilah yang jarang digunakan demi negosiasi yang sedang berlangsung pada solusi dua negara.

Baca Juga: Mayoritas Cendekiawan AS Sebut Israel Lakukan Apartheid di Palestina

Dia menambahkan bahwa Palestina siap untuk pergi ke Pengadilan Internasional mengenai masalah legalitas pendudukan tanah negara Palestina.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan telah menepis tuntutan yang ditujukan oleh Mahmoud Abbas.

“Israel benar-benar mendukung perdamaian dan negosiasi tidak mengancam ultimatum delusi dari platform PBB seperti yang dia lakukan dalam pidatonya," katanya.

Gilad Erdan mengatakan pidato Mahmoud Abbas telah membuktikan sekali lagi bahwa dia tidak lagi relevan.

Proses perdamaian untuk mencapai solusi dua negara telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun .

Baca Juga: Sering Digerebek Tentara Israel, Anak-Anak Palestina Alami Trauma dan Ketakutan Permanen

Palestina mengatakan proposal Israel akan gagal untuk memberi mereka status negara penuh atau menyelesaikan masalah inti lainnya, termasuk nasib pengungsi Palestina dan status Yerusalem.

Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang 1967 dan tidak mengakhiri pendudukan ilegalnya atas wilayah yang direbut, yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan mereka.

Pengakuan Palestina atas Israel telah menjadi dasar dari perjanjian Oslo 1993, sebuah momen penting dalam mengejar perdamaian antara kedua belah pihak.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menentang pembentukan negara Palestina bersama Israel, yang secara luas dilihat oleh masyarakat internasional sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah