Berbicara dengan latar belakang peta wilayah yang menunjukkan ekspansi teritorial Israel selama beberapa dekade, Abbas menuduh Israel sebagai 'apartheid' dan 'pembersihan etnis.
Dia menambahkan bahwa Palestina siap untuk pergi ke Mahkamah Internasional untuk membahas mengenai masalah legalitas pendudukan tanah negara Palestina.
Baca Juga: Dukung Kemerdekaan Palestina dari Israel, Denmark Berikan Dana Bantuan 72 Miliar Dolar
Sementara Israel telah menepis tuntutan dari pemimpin Palestina tersebut.
Gilad Erdan selaku duta besar Israel untuk PBB, mengatakan bahwa mereka yang benar-benar mendukung perdamaian dan negosiasi tidak mengancam ultimatum delusi dari platform PBB seperti yang dia lakukan dalam pidatonya.
Erdan mengatakan bahwa pidato Abbas telah membuktikan sekali lagi bahwa dia tidak lagi relevan.
Baca Juga: Mayoritas Cendekiawan AS Sebut Israel Lakukan Apartheid di Palestina
Sebelumnya, proses perdamaian untuk mencapai solusi dua negara telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun.
Di mana Palestina mengatakan bahwa proposal Israel akan gagal memberi mereka status negara penuh atau menyelesaikan masalah inti lainnya, termasuk nasib pengungsi Palestina dan status Yerusalem.
Sementara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga menentang pembentukan negara Palestina bersama Israel, yang secara luas dilihat oleh masyarakat internasional sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik.