Pernikahan Yahudi Penuh Hikmat Digelar di Bahrain, Jadi yang Pertama dalam Setengah Abad

- 15 Oktober 2021, 11:47 WIB
Pertama kalinya dalam sejarah, pernikahan pasangan Yahudi diselenggarakan di Bahrain setelah 52 tahun lamanya.
Pertama kalinya dalam sejarah, pernikahan pasangan Yahudi diselenggarakan di Bahrain setelah 52 tahun lamanya. /Twitter/@hnonoo75

PR BEKASI – Pernikahan pasangan Yahudi diselenggarakan di Bahrain untuk pertama kalinya dalam 52 tahun pada Minggu, 10 Oktober 2021 di sebuah hotel di ibu kota Manama.

Pernikahan tersebut diketahui diselenggarakan oleh Orthodox Union yang merupakan lembaga sertifikasi halal Yahudi terbesar di dunia.

Tak hanya menjadi pernikahan Yahudi pertama di Bahrain, acara tersebut juga merupakan pernikahan halal pertama dalam sejarah negara tersebut.

Baca Juga: Israel Izinkan Umat Yahudi Beribadah di Masjid Al Aqsa, Palestina Murka dan Ingatkan Pecahnya Perang

Rabi dari Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk, Eli Abadie mengatakan dirinya sangat gembira dengan pernikahan pasangan Yahudi di Bahrain tersebut.

“Ini adalah pernikahan Yahudi pertama dalam lebih dari setengah abad di satu-satunya komunitas Yahudi asli Dewan Kerjasama Teluk," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Jumat, 15 Oktober 2021.

"Saya merasa terhormat untuk meresmikan pernikahan,"

"Sangat memuaskan bagi saya untuk melihat kebangkitan kehidupan Yahudi di wilayah ini dan untuk membantu keluarga di seluruh wilayah berdoa dan mengalami peristiwa siklus hidup," tambahnya.

Baca Juga: Jurnalis Ini Dipecat karena Pro-Palestina, Malah Dapat Dukungan dari Tokoh Yahudi

Diketahui, pasangan Yahudi yang menikah di Bahrain tersebut merupakan putra dan menantu dari manta duta besar Bahrain untuk AS, Houda Nonoo.

Lewat akun Twitter pribadinya, dirinya membagikan kegembiraannya dengan Memposting foto pasangan Yahudi di bawah kanopi pernikahan.

"Meskipun saya tahu bahwa setiap ibu berpikir pernikahan anak mereka adalah monumental, yang satu ini benar-benar!,” kata Houda Nonoo.

Baca Juga: Taliban Diduga Keturunan Israel, Benarkah Bagian dari Suku Yahudi yang Hilang?

“Sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang memadai untuk menggambarkan betapa berartinya pernikahan itu bagi mereka. jadilah anakku," tambahnya.

Diketahui, Bahrain merupakan salah satu dari empat negara Arab Setelah Mesir dan Yordania yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun lalu.

Bersama Uni Emirat Arab, mereka melakukan peresmian normalisasi hubungan dengan Israel pada upacara penandatanganan di Washington tahun lalu sebagai bagian dari apa yang disebut "Kesepakatan Abraham".

Baca Juga: Diteror Hampir Tiap Hari oleh Pemukim Yahudi dan Tentara Israel, Warga Desa Palestina di Tepi Barat Ketakutan

Mereka kemudian disusul oleh Sudan dan Maroko yang juga melakukan normalisasi hubungan dengan negara Zionis tersebut.

Langkah itu dikutuk oleh Palestina sebagai langkah menjauh dari prinsip-prinsip Liga Arab perdamaian dengan Israel berdasarkan pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.

Normalisasi hubungan antara Bahrain dan Israel tersebut disambut baik oleh presiden Komunitas Yahudi Bahrain sekaligus sepupu duta besar, Ebrahim Dawood Nonoo.

Baca Juga: Pria Yahudi Ini Tak Ingin Pergi dari Afghanistan, Sebut Taliban Akan Bentuk Pemerintahan yang Baik

"Tentu saja, dengan Kesepakatan Abraham kita sekarang memulai jalan baru. Pernikahan ini adalah momen penting bagi keluarga kami,"

"Komunitas di sini di Bahrain, dan lebih luas lagi, untuk komunitas Yahudi di wilayah tersebut," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x