Penjelasan Soal Pemicu Ekonomi Sri Lanka yang Dikabarkan 'Benar-Benar Runtuh', Perlahan Menuju Titik Terendah

- 24 Juni 2022, 12:55 WIB
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan ekonomi negaranya telah benar-benar bangkrut dan bakal menghadapi situasi yang lebih serius.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan ekonomi negaranya telah benar-benar bangkrut dan bakal menghadapi situasi yang lebih serius. /Reuters/

Baca Juga: Sri Lanka Hadapi Krisis Ekonomi dan Kertas, Pemerintah Terpaksa Tunda Ujian Nasional

Dorongan untuk pertanian organik mengejutkan petani dan menghancurkan tanaman padi pokok, yang mendorong harga lebih tinggi.

Untuk menghemat devisa, impor barang lain yang dianggap mewah juga dilarang.

Sementara itu, perang Ukraina telah mendorong harga makanan dan minyak lebih tinggi. Inflasi mendekati 40 persen dan harga pangan naik hampir 60 persen di bulan Mei.

Sehingga bisa dikatakan inilah yang membuat ekonomi Sri Lanka mengerikan.

Baca Juga: Dituduh Lakukan Penistaan Agama, WN Sri Lanka Dipukuli dan Dibakar Hingga Tewas

Kementerian Keuangan juga mengatakan bahwa Sri Lanka hanya memiliki 25 juta dollar AS dalam cadangan devisa yang dapat digunakan.

Sehingga hal itu membuat negara ini tidak memiliki kemampuan untuk membayar impor, apalagi membayar miliaran utang.

Sementara rupee Sri Lanka telah melemah nilainya hampir 80 persen menjadi sekitar 360 hingga 1 dollar AS. Hal itu membuat biaya impor menjadi lebih mahal.

Sri Lanka juga telah menangguhkan pembayaran sekitar 7 miliar dollar AS pinjaman luar negeri yang jatuh tempo tahun ini dari 25 miliar dollar AS yang akan dilunasi pada tahun 2026.***

Halaman:

Editor: Nicolaus Ade Prasetyo

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah