Tolak Gunakan Masker Saat Kampanye, Loyalis Donald Trump Tewas Usai Dinyatakan Positif Covid-19

- 1 Agustus 2020, 19:28 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. /Reuters

PR BEKASI - Herman Cain, seorang mantan kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik dan pendukung Presiden Donald Trump yang dengan tegas menolak untuk mengenakan masker selama pandemi virus corona telah meninggal setelah tertular COVID-19. Kematian Herman Cain diumumkan di situs webnya pada Kamis, 30 Juli 2020.

Cain (74), didiagnosis terinfeksi COVID-19 pada 29 Juni, sembilan hari setelah menghadiri kampanye umum Trump di Tulsa, Oklahoma.

Di sana, dia dan banyak orang lainnya berkumpul tanpa mengenakan masker yang bertujuan mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga: Kembali Memukau, Weird Genius Gandeng Yellow Claw dalam Lagu Terbaru 'Hush' 

Akhirnya Cain menghabiskan sebagian besar bulan Juli di rumah sakit daerah Atlanta.

"Herman memiliki karier yang luar biasa dan dipuja oleh semua orang yang pernah bertemu dengannya, terutama saya. Dia adalah pria yang sangat istimewa, seorang Patriot Amerika, dan teman yang hebat," tulis Trump di Twitter sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Banyak pendukung Trump telah menolak saran dari para ahli kesehatan masyarakat dan menolak untuk memakai masker, yang dapat mencegah penyebaran virus. Mereka memandang penolakan itu sebagai sebuah pernyataan politik.

Tepat sebelum mengumumkan diagnosisnya pada 2 Juli, Cain mengunggah dukungan untuk tidak mewajibkan penggunaan masker pada acara Hari Nasional AS pada 4 Juli di Mount Rushmore, South Dakota yang direncanakan Donald Trump untuk hadir.

Baca Juga: Meski Vaksin sedang Dikembangkan, WHO: Dunia Tetap Harus Belajar Hidup Bersama Virus Corona 

"Masker tidak wajib untuk acara tersebut yang akan dihadiri oleh Presiden Trump. ORANG-ORANG MUAK!," katanya di Twitter.

Pesan-pesan belasungkawa mengalir dari kalangan konservatif terkemuka, sementara beberapa kaum liberal menggunakan kesempatan itu untuk mempromosikan pemakaian masker.

"Herman Cain akan dirindukan, dia adalah salah satu suara konservatif terbesar sepanjang masa. Saya tidak akan pernah melupakan wajahnya yang tersenyum," kata Jenny Beth Martin, salah satu pendiri Tea Party Patriots, menulis di Twitter.

Cain, yang menyebut dirinya seorang pria ABC-American Black Conservative (Warga Kulit Hitam Konservatif Amerika)-baru saja mulai mengadakan acara baru di Newsmax TV dan berharap untuk memainkan peran dalam kampanye pemilihan presiden 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Pendiri Rockefeller Foundation Disebut sebagai Sosok Pencipta Virus Corona 

Dia mengumpulkan kekayaannya sebagai pimpinan eksekutif Godfather's Pizza dan memimpin beberapa jajak pendapat di awal perlombaan untuk pencalonan presiden Partai Republik 2012.

Selama kampanye presiden 2016, ia menjadi pendukung Trump, yang tahun lalu berencana untuk mencalonkan Cain ke kursi di Dewan Federal Reserve AS yang kuat, yang menetapkan suku bunga acuan.

Pencalonan potensial menghadapi perlawanan langsung, bahkan di dalam Partai Republik, ketika para kritikus menyatakan keprihatinan tentang loyalis Trump yang bertugas di dewan yang secara tradisional tidak berpihak. Dia belakangan menarik diri dari pencalonan tersebut.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x