Disebut Sebagai Pertanda Perang Besar, Fenomena Langka Sejak Zaman Aristoteles Terjadi di Tiongkok

- 16 Oktober 2020, 14:25 WIB
Fenomena langka terjadi di Tiongkok.
Fenomena langka terjadi di Tiongkok. /Daily Mail

Baca Juga: Anggaran Mobil Dinas Diperkirakan Rp1.45 Miliar, Dewas KPK: Kami Tidak Tahu, Kami Menolak 

"Ada banyak kristal es berbentuk segi enam di awan, kadang mereka akan memantulkan sinar matahari dengan tidak teratur sehingga akan menghasilkan fenomena tersebut," ucapnya.

Fenomena aneh ini pertama kali dicatat oleh Aristoteles antara 384 dan 322 SM.

Filsuf Yunani itu menulis, "Dua tiruan matahari terbit bersama matahari dan mengikutinya sepanjang hari sampai matahari terbenam". Dua titik tersebut akan selalu berada di sisi matahari dan tidak pernah meninggalkannya.

Penyair Aratus yang hidup antara 310 sampai 240 SM menyebutkan fenomena ini dalam katalog Tanda Cuaca, mengatakan bahwa fenomena tersebut mengindikasikan, angin, hujan atau badai yang mendekat.

Baca Juga: Minta Jokowi Bebaskan Syahganda dan Jumhur, Arief Poyuono: Saya Siap Beri 'Jaminan' 

Ilustrasi fenomena 'anjing matahari' dengan tiga matahari sejajar.
Ilustrasi fenomena 'anjing matahari' dengan tiga matahari sejajar. Daily Mail

Sementara Artemidorus, seorang peramal di abad kedua, menganggap fenomena bayangan matahari tersebut dalam daftar dewa langit.

Dalam teks-teks kuno oleh Aristoteles, Seneca, dan Cicero, fenomena 'anjing matahari' dipandang juga sebagai pertanda buruk di masa depan, seperti perang besar.

Penulis Romawi Cicero dan Seneca juga menyebutkan dalam tulisan mereka, 'anjing matahari' adalah pertanda perang besar di kemudian hari.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah