Uskup Filipina Tolak Paus Dukung LGBT, Presiden Malah Dukung Hingga Ingin Dijadikan UU, Ada Apa?

- 23 Oktober 2020, 12:25 WIB
Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang mendukung LGBT.
Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang mendukung LGBT. /NBC News

PR BEKASI - Menjadi yang pertama dalam sejarah, paus baru saja menyatakan bahwa dirinya mendukung ikatan sipil pasangan sesama jenis dalam wawancara film dokumenter “Francesco” yang tayang pada Festival Film Roma pada Rabu, 21 Oktober 2020.

Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang mendukung ikatan sipil pasangan homoseksual. Menurutnya, dengan ikatan sipil, pasangan homoseksual bisa mendapatkan hak legal mereka.

"Homoseksual berhak punya keluarga, mereka anak Tuhan," ucap Paus Fransiskus.

Namun pernyataannya dalam film dokumenter tersebut menjadi sebuah kebingungan, karena pada pada 2017, Paus tegaskan, "pernikahan antara pria dan perempuan, tidak bisa dengan gampang diubah," ucapnya.

Baca Juga: Jakarta Fashion Week 2021 Akan Tampil Berbeda, Hadirkan 'Tribute to Barli Asmara' 

Sebelum menjadi Paus, ia memang sudah mendukung komunitas LGBT. Paus mengatakan, gay harus diterima di gereja. Dirinya juga mengajak orang tua agar tidak mengucilkan anak mereka yang gay.

Meski menuai pujian, ia juga dikritik pihak gereja dan diminta mengklarifikasi pernyataannya.

"Pernyataan Paus bertentangan dengan ajaran gereja tentang ikatan sesama jenis. Gereja tidak bisa mendukung diterimanya hubungan immoral," tutur Uskup Thomas Tobin, Providence, Rhode Island.

Dukungan Paus Fransiskus terhadap ikatan sipil bagi pasangan sesama jenis ternyata menuai beragam reaksi di Filipina. 

Baca Juga: Jakarta Fashion Week 2021 Akan Tampil Berbeda, Hadirkan 'Tribute to Barli Asmara'

Negara tersebut selama ini dikenal sebagai benteng Katolik di Asia. Seorang pensiunan uskup mengatakan ia tersinggung atas dukungan Paus Fransiskus, sedangkan kelompok LGBT menyambut dukungan paus dengan lega.

Anehnya hal itu bertentangan dengan yang disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque yang mengatakan pemimpin Filipina itu telah lama menyatakan dukungannya bagi ikatan sipil pasangan sesama jenis. 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari VoA Indonesia, Jumat, 23 Oktober 2020, Roque menambahkan, untuk merealisasikannya sebagai undang-undang memerlukan persetujuan Kongres.

Pensiunan Uskup Sorsogon Arturo Bastes mengatakan, ia memiliki keraguan yang sangat serius tentang kebenaran moral pendirian paus. 

Baca Juga: Jakarta Fashion Week 2021 Akan Tampil Berbeda, Hadirkan 'Tribute to Barli Asmara'

Ia mengatakan, pendirian itu bertentangan dengan ajaran gereja yang sudah lama ada, yang secara eksplisit hanya mengizinkan ikatan sipil, hukum atau gereja antara pria dan wanita, dan bukan antara sesama jenis.

“Ini adalah pernyataan mengejutkan yang datang dari paus, saya benar-benar tersinggung dengan pembelaannya terhadap ikatan sesama jenis, yang pasti mengarah pada tindakan tidak bermoral,"  kata Bastes kepada wartawan melalui pesan telepon.

Setidaknya tiga uskup lain juga menyatakan ketidakpercayaannya dengan pernyataan paus tersebut.

Mereka mengatakan akan memverifikasi apakah itu merupakan sikap resmi Vatikan dan apakah paus dikutip secara akurat dalam konteksnya dalam sebuah film dokumenter, media dia membuat pernyataan itu.

“Ini hanya film dokumenter, jadi belum resmi, dan harus diverifikasi terlebih dulu,'' kata Uskup Balanga Ruperto Santos. Ia menambahkan bahwa mungkin saja ada perubahan penyuntingan untuk tujuan propaganda sehingga film dokumenter ini ramai dibicarakan.

Baca Juga: Geram dengan Penangkapan Massa Aksi, Fadli Zon: Indonesia Bukan Negara Kepolisian!

Konferensi Wali gereja Filipina, organisasi keuskupan terbesar di negara mayoritas Katolik Roma ini, belum mengeluarkan reaksi apa pun.

Kelompok LGBTQ Bahaghari, FIlipina mengatakan kepada ABS CBN News bahwa pernyataan sikap paus adalah hal yang “sangat besar'' dan harus mengarah pada perubahan undang-undang keluarga Filipina yang mengakui ikatan tersebut.

Roque juga mengatakan Rodrigo Duterte telah lama mendukung ikatan sipil pasangan sesama jenis dan dukungan paus kemungkinan bisa meyakinkan para legislator untuk memberikan persetujuan mereka.

Pada masa lalu, proposal semacam itu ditentang atau dihindari oleh para legislator konservatif atau mereka yang takut dikecam para pemimpin gereja yang berpengaruh.

“Dengan adanya dukungan paus, saya kira orang paling konservatif dari semua Katolik di Kongres pun tidak lagi memiliki dasar untuk merasa keberatan atas ikatan sipil pasangan sesama jenis,'' kata Roque.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: VOA Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x