PM Israel Telah Bersahabat dengan Biden Selama 40 Tahun, Bagaimana Nasib Palestina Sebenarnya?

- 9 November 2020, 11:41 WIB
Kolase foto PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan).
Kolase foto PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Beberapa kantor berita Palestina telah memuat pernyataan dari para pejabat Palestina dengan sudut pandang berbeda terkait kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Nabil Shaath, perwakilan khusus Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, Palestina tidak mengharapkan perubahan strategis dalam kebijakan AS terhadap Palestina.

Tetapi menurutnya menyingkirkan era Trump yang digambarkankannya sebagai "mimpi buruk" adalah sebuah keuntungan.

Baca Juga: Mulai 2021, Jadi Imam Masjid di Kabupaten Bekasi Dapat Gaji Rp2,5 juta Hanya dengan Beberapa Syarat

"Dari apa yang kami dengan dari Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris, saya pikir dia akan lebih seimbang dan tidak terlalu tunduk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sehingga tidak terlalu berbahaya untuk kami dibandingkan Trump," ucapnya.

Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, langkat pertama adalah untuk menyingkirkan Trump dan bahaya yang ditimbulkannya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Senin, 9 November 2020, dia mengatakan bahwa kemenangan Biden belum tentu menjadi penyelamat bagi Palestina.

Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Dikabarkan Menawarkan Diri Mundur dari Gubernur DKI Jakarta

"Pemulihan hubungan Otoritas Palestina dengan AS setelah kemenangan Biden sedang dalam proses diskusi dan evaluasi," tuturnya.

"Yang diperlukan adalah mengubah apa yang telah dilakukan Trump, mengubah rasisme dan politik yang dia wakili, dan membangun hubungan berdasarkan visi baru, keadilan, kejelasan, dan rasa hormat," kata dia.

Dalam konteks yang sama, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh meminta Biden untuk melakukan koreksi historis atas jalannya kebijakan AS yang tidak adil terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga: Peserta Kartu Prakerja Keluhkan Pelatihan yang Tidak Sesuai Kebutuhan, DPR: Harus Terus Dievaluasi

Haniyeh meminta pemerintahan yang telah terpilih saat ini untuk menarik diri dari rencana Timur Tengah Trump dan membatalkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Namun masih ada kekhawatiran yang bermunculan bagi masyarakat Palestina dan negara-negara dunia yang pro-Palestina.

Pasalnya hanya mantan Presiden AS Barack Obama lah yang memiliki hubungan kurang baik dengan Netanyahu (PM Israel) karena Obama tidak begitu menyukai tindakan-tindakan Israel pada saat itu.

Baca Juga: Petani di Jepang Digaji Rp540 Juta per Tahun, Politikus PDIP Ajak Milenial Tidak Malu Jadi Petani

Sementara persahabatan Biden dengan Netanyahu telah berlangsung selama hampir 40 tahun lamanya.

Netanyahu pun melalui akun Twitternya @netanyahu mengucapkan selamat kepada Biden.

"Congratulations @JoeBiden and @KamalaHarris. Joe, we’ve had a long & warm personal relationship for nearly 40 years, and I know you as a great friend of Israel. I look forward to working with both of you to further strengthen the special alliance between the U.S. and Israel."

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Para Petinggi PDIP Sebut Jokowi Akan Lengser Karena Ada Kebijakan yang Ilegal?

Dengan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti berikut:

"Selamat @JoeBiden dan @Kamalaarris. Joe, kami telah memiliki hubungan pribadi yang panjang & hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi khusus antara AS dan Israel."

Namun janji yang bisa kita pegang untuk saat ini adalah, Biden tidak akan memindahkan kedutaan AS baik ke Yerusalem ataupun ke Tel Aviv.

Baca Juga: Akan Segera Tiba di Tanah Air, Pengamat: Kepulangan Rizieq Shihab Tanda Pemerintah Bersikap Welcome

Dirinya berencana untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem TImur untuk melayani warga Palestina, serta misi PLO di Washington DC yang telah ditutup oleh pemerintahan Trump

Penasihat senior Biden, Tony Blinken telah mengatakan pada musim panas lalu, Biden menolak dan mengecam upaya Israel atas pelanggaran hukum internasional di PBB.

Terkait normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan, Biden sebelumnya telah mencoba mengklaim kredit karena telah menabur benihnya di bawah masa jabatan Obama.

Baca Juga: Dikritik Warganet Karena Banyak Saltik, Surat Stafsus Milenial Presiden Direvisi Layaknya Skripsi

Biden telah mendesak negara-negara Arab untuk lebih aktif dan agresif untuk mengambil langkah yang lebih berani dengan tujuan normalisasi dengan Israel yang nantinya akan berdampak baik terhadap warga Palestina.

Jika memang betul janji-janji yang diberikan Biden akan dilakukan maka ini merupakan kabar baik bagi warga Palestina. 

Namun jika hubungan baiknya yang sudah berjalan hampir 40 tahun dengan PM Israel Netanyahu mengubah arah dari rencananya tersebut, ini akan menjadi malapetaka dan bisa dikatakan lebih buruk daripada kepemimpinan Trump.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah