Sampah Sungai Citarum Turun Selama Pandemi Covid-19, Ini Kata Ridwan Kamil

30 November 2020, 19:12 WIB
Sungai Citarum yang membelah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. /RAISAN AL FARISI/ANTARA

PR BEKASI – Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia hampir sembilan bulan ini nampaknya memberikan dampak baik terhadap kondisi Sungai Citarum, Jawa Barat sejauh ini.

Dalam suasana pandemi Covid-19 ini, diketahui pencemaran sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mengalami penurunan.

Kabar baik tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga menjabat sebagai Dansatgas Citarum Harum, Ridwan Kamil.

Baca Juga: Penuhi Panggilan, Pihak RS Ummi dan MER-C Sambangi Polres Kota Bogor Hari Ini

"Covid-19 ini ternyata memberikan dampak baik pada pencemaran juga, karena jumlah sampah menurun," kata Ridwan Kamil di Bandung, Senin, 30 November 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Kondisi membaiknya Sungai Citarum tersebut disampaikan oleh pihaknya saat menjadi narasumber webinar IATPI Jabar-Satgas Citarum #Seri3 Sampah Citarum Riwayatmu Doeloe, dari Gedung Pakuan Bandung.

Kendati demikian, kata dia, sampah, khususnya yang berasal dari rumah tangga, masih ditemui, namun volumenya jauh lebih kecil dibanding saat sebelum ada Covid-19.

Baca Juga: Sarankan Panglima TNI Berkantor di Papua, Fadli Zon: Ini Kalau Serius 'NKRI Harga Mati'

"Hari ini sampah, khususnya limbah rumah tangga, memang masih ada, tapi kalau dibandingkan dengan sebelumnya, volume sampahnya kini sudah jauh menurun," ujarnya.

Dia menjelaskan, Tahun 2019 penanganan timbunan sampah mencapai 46 persen, sementara target hingga akhir Tahun 2020 bisa mencapai 70 persen.

"Tahun 2019 timbunan sampah yang tidak terkelola penanganannya 46 persen, target tahun ini melebihi setengahnya dan seterusnya sampai Tahun 2025. Kita harap penanggulangan dan pengelolaan sampah yang ada di DAS Citarum bisa dikelola sepenuhnya oleh sistem," katanya.

Baca Juga: Patahkan Argumen HRS Soal Privasi Medisolda, Kapolda Jabar: Keselamatan Masyarakat Hukum Tertinggi

Menurut mantan Wali Kota Bandung tersebut, Covid-19 memungkinkan lingkungan melakukan pemulihan sendiri (self healing).

"Mungkin pandemic Covid-19 adalah cara lingkungan melakukan reboot terhadap dirinya sendiri," katanya.

Selain sampah rumah tangga, masalah utama lainnya yang mencemari DAS Citarum adalah limbah pabrik.

Baca Juga: Perdebatan Vaksin Covid-19, Vaksinolog : Manfaat Vaksinasi Lebih Banyak Dibanding Efek Sampingnya

Sejak terbit Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, kasus pencemaran yang sudah diproses hukum sebanyak 165 kasus.

Menurut Ridwan kamil, mayoritas pihak yang digugat ke pengadilan merupakan korporasi yang menikmati kekosongan penegakan hukum karena pengusaha mencari biaya murah dalam pengolahan limbah. Cara paling simpel adalah membuang ke Sungai Citarum.

"Penegakan hukum belum pernah terjadi sebelum dibentuk Satgas Citarum Harum. 165 kasus itu rata-rata korporasi atau industri yang seenaknya membuang limbah ke Citarum," tuturnya.

Baca Juga: Aksi Teroris di Sigi, Ahmad Sahroni: Densus 88 dan TNI Harus Turun Tangan

Pemerintah Provinsi Jabar saat ini tengah fokus memulihkan kawasan hulu, seperti gunung dan perbukitan yang kondisinya kritis.

Salah satu yang telah dilakukan gerakan menanam 50 juta pohon yang sudah dimulai tahun lalu. Hampir setahun ini gerakan penanaman pohon tersebut telah terealisasi sebanyak 19 juta pohon.

"Bukit-bukit gundul mengindikasikan permasalahan lingkungan adalah hal penting yang harus kami carikan solusi, termasuk di dalamnya pengelolaan DAS Citarum," ucapnya.

Baca Juga: Pihak Terlibat Tolak Ungkap Tes Swab HRS, Mahfud: Siapapun Dia Bisa Diancam Proses Hukum

Ridwan Kamil berharap, di akhir Perpres 15, yaitu pada Tahun 2025, semua persoalan di DAS Citarum dapat terkelola. Kemudian dari sisi anggaran, penanganan Citarum dilakukan secara kolaboratif, di antaranya dukungan dari Bank Dunia, APBN, APBD Provinsi dan kabupaten/kota dengan total sekitar Rp11,358 triliun hingga akhir Tahun 2025.

"Kita lakukan berbagai inisiatif bahwa penanganan Citarum bisa dilakukan secara kolaboratif. Jadi kalau berharap Citarum ini bisa beres sendiri tanpa tindakan yang besar saya kira tidak realistis, melainkan butuh dana yang tidak murah." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler