Simulasi Vaksinasi Covid-19 Dimulai Pekan Ini, Ridwan Kamil Prioritaskan Bogor-Depok-Bekasi

21 Oktober 2020, 09:29 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. /Humas Jabar

PR BEKASI - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar simulasi vaksinasi Covid-19, dalam rangka merespons masuknya vaksin tahap pertama yang dibeli oleh pemerintah pusat dari tiga produsen vaksin yaitu Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino Biological. 

Rencananya, sebanyak 9.1 juta warga Indonesia bisa divaksinasi pada November hingga Desember 2020.

Saat ini, tim dari Kementerian Agama, MUI hingga BPOM tengah mengecek keamanan dan kehalalan vaksin dari tiga produsen tersebut. 

Baca Juga: Masih Banyak Pihak yang Tidak Setuju Omnibus Law, Mahfud M: Mana Ada UU di Indonesia Tidak Diprotes?

Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, pihaknya akan mulai menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 di Kota Depok pada pekan ini. 

"Minggu ini kami ada rencana melakukan simulasi persiapan penyuntikan vaksin di Kota Depok. Kemungkinan Kamis, 22 Oktober 2020, sebagai respons persiapan adanya gelombang I vaksin untuk Republik Indonesia," kata Ridwan Kamil, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Humas Jabar, Rabu, 21 Oktober 2020.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menambahkan, Jabar mengajukan alokasi yang diutamakan untuk daerah epidemiologi tinggi yakni Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi). 

"Jadi akan disimulasikan kesiapannya karena Bodebek hanya memiliki 1.000 tenaga penyuntik vaksin yang sudah dilatih. Akan kami simulasikan apakah 1.000 tenaga ini memadai atau harus ditambah," kata Kang Emil. 

Baca Juga: Yuk Mulai Tanam Melinjo, Peneliti Sebut Tanaman Ini Efektif Cegah Covid-19

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai pelatihan bagi 3.000 relawan Covid-19 se-Bandung Raya hingga 9 November 2020. 

"Tadi pagi (Selasa), kami melakukan pelatihan relawan Covid-19 di Bandung Raya untuk penguatan Adaptasi Kebiasaan Baru dan persiapan penambahan relawan untuk tracing," tutur Kang Emil. 

Selain mengumumkan rencana simulasi vaksinasi di Kota Depok, Kang Emil juga memaparkan, pengetesan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilalukan di Jabar sudah memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni terhadap 1 persen dari total populasi. 

"Minggu ini Jabar sudah memenuhi standar WHO. Jadi tes PCR kami minggu ini sudah 1 persen dari jumlah populasi di angka mendekati 50 juta, di (kurang lebih) 500 ribu tes PCR. Kami akan terus tingkatkan upaya pengendalian dan peningkatan kapasitas testing," ucap Kang Emil. 

Baca Juga: Jadi Klaster yang Paling Disorot di UU Cipta Kerja, Ida Fauziyah Janji Kebut 4 Turunan PP

Selain itu, dia mengatakan, hanya terdapat dua Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar berdasarkan data periode 12-18 Oktober 2020. 

“Zona Merah sekarang hanya ada dua di minggu ini, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon. Mudah-mudahan dengan metode (penanggulangan) yang terus kita lakukan, Zona Merah (di Jabar) bisa nol," ucap Kang Emil. 

Dari segi pemulihan ekonomi di Jabar, Kang Emil berujar bahwa ekspor Jabar periode Januari hingga Agustus 2020 menyumbang 16.28 persen terhadap ekspor nasional atau jadi yang tertinggi.

Rencana pembukaan Tahap I Pelabuhan Patimban pada November mendatang juga dinilai bisa menumbuhkan optimisme pertumbuhan ekonomi di Jabar. 

“Ekspor Jabar itu tertinggi se-Indonesia, jadi hubungan dagang ke luar negeri kita itu masih baik. Apalagi kalau nanti (Pelabuhan) Patimban bulan depan dibuka, itu akan membantu proses ekspor (Jabar) yang mayoritas ada di telekomunikasi dan manufaktur,” ucap Kang Emil.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Humas Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler