Cegah Pneumonia, Provinsi Jabar Siap Laksanakan Imunisasi PCV Gratis pada 2021 Mendatang

- 6 Desember 2020, 19:27 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani. /Antara

 

PR BEKASI - Pneumonia merupakan salah satu penyebab angka kematian pada balita di dunia termasuk Indonesia. Sehingga, pencegahan kasus Pneumonia dinilai sangat penting.

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19, Pneumonia dianggap harus menjadi perhatian. Karena, Pneumonia menyerang paru-paru yang rentan dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Terkait hal tersebut, sejumlah Provinsi di Indonesia dikabarkan akan melaksanakan program pencegahan Pneumonia berupa pemberian imunisasi.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Wakil Indonesia Dipilih Jadi Deputi Dirjen Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia

Provinsi Jawa Barat (Jabar) siap melaksanakan program imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) pada Januari 2021 mendatang. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita yang sudah dipersiapkan sejak tahun 2019 lalu.

Dalam melaksanakan Program Imunisasi PCV, Provinsi Jawa Barat (Jabar) tidak sendiri, yakni bersama Provinsi lainnya seperti Jawa Timur (Jatim), Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Program imunisasi PCV menjadi penting dilaksanakan di Jawa Barat mengingat angka kasus yang mencapai lebih dari 140 ribu kasus hingga saat ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Minggu, 6 Desember 2020.

Baca Juga: Shio Kerbau Diprediksi Akan Melewati Tahun 2021 dengan Penuh Kedamaian dan Mendapat Keberuntungan

Diketahui bahwa Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat dan beberapa gejala yang umumnya dialami oleh penderita pneumonia yakni batuk berdahak, demam, dan sesak napas.

Selanjutnya, Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah yang bisa menyebabkan kematian terutama pada usia balita.

"Jawa Barat, Insya Allah siap. Kami optimistis program vaksinasi ini bakal bisa menekan jumlah penderita di Jawa Barat," kata Berli.

Baca Juga: Tes Kepribadian, Cek Posisi Duduk dan Temukan Arti dari Setiap Posisinya

Diketahui, kasus pneumonia di Jabar paling banyak menyerang anak balita yang berusia kurang dari 5 tahun dan jumlah mencapai 114.753 kasus. Sementara, kasus pada pasien usia lebih dari 5 tahun, tercatat ada sekira 28.730 kasus.

Pneumonia juga menjadi salah satu penyakit yang harus dihindarkan terjadi di tengah pandemi Covid-19 karena meningkatkan risiko kesehatan masyarakat.

Menurutnya, sejauh ini, Dinas Kesehatan Jabar sudah melakukan berbagai langkah untuk menekan angka kasus Pneumonia, diantaranya yakni dengan deteksi dini kasus pneumonia di puskesmas dan kini dengan vaksin PCV secara gratis dari pemerintah.

Baca Juga: Amanda Manopo Ulang Tahun, Billy Syahputra Berikan Kado Sederhana

Namun, vaksin pneumonia selama ini hanya bisa diakses warga secara terbatas karena mahal rata-rata mencapai Rp750 ribu satu dosis dan balita biasanya diberikan dua kali vaksin PCV hingga usia lima tahun.

Selain mahal, lanjutnya, vaksin pneumonia belum dianggap kebutuhan vaksin dasar yang menjadi prioritas program imunisasi nasional seperti hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan campak.

"Jadi ini gratis disediakan sehingga bisa lebih efektif memberikan perlindungan sampai 100 persen dari kemungkinan balita terinfeksi pneumonia," kata Berli.

Baca Juga: Maaher Menangis dan Ingin Mencium Tangan Habib Luthfi, Habib Husin: Laporan Sudah Tak Bisa Dicabut

Ia mengatakan bahwa untuk tahap awal, sasaran program imunisasi PCV akan fokus pada bayi berusia dua sampai 23 bulan atau di bawah dua tahun (batuta).

Persiapan program vaksin PCV sudah dilakukan dengan sosialisasi kepada lebih dari 5.000 tenaga vaksinator di 1.084 Puskesmas se-Jawa Barat.

Selanjutnya, masing-masing Puskesmas sudah mengajukan micro planning pelaksanaan imunisasi PCV yang kemudian disampaikan secara berjenjang sampai ke Kemenkes untuk mengantisipasi dan tata kelola logistik serta program pendukung lainnya.

Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Hukum Mati Koruptor Dana Bansos Covid-19 Sudah Paling Adil

Sementara itu terkait pemahaman masyarakat terhadap pneumonia, menurut Berli, upaya promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pneumonia juga terus menerus disosialisasikan secara berjenjang dari Kemenkes sampai petugas dan kader di lapangan.

Selain dilakukan melalui semua kanal media dan influencer terpilih, Berli menilai bahwa sebagian masyarakat sudah cukup memahami tapi sebagian lagi masih memahami sebatas pneumonia itu hanyalah penyakit sesak nafas.

"Masyarakat sering menyalahartikan dengan tuberkulosa bahkan asma. Padahal berbeda penanganannya dan pencegahannya. Makanya kami harus terus edukasi," katanya.

Baca Juga: Dua Menteri Jokowi Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi, Pakar Politik Pertanyakan Eksistensi Parpol

Ia mengungkapkan bahwa pelaksanaan imunisasi PCV akan digelar di 27 kabupaten/kota. Karena, kasus pneumonia ada di semua kota/kabupaten Jabar dan program ini dimasukkan dalam program imunisasi dasar rutin di Puskesmas.

"PCV bukan vaksin produksi baru seperti halnya vaksin Covid 19. Insya Allah aman," katanya.

Terkait efek samping pemberian vaksin PCV, lanjutnya, hampir sama dengan imunisasi rutin lainnya dan gejalanya biasa ada sedikit demam sebagai efek reaksi vaksin di tubuh penerima.

Baca Juga: Ucapannya Terbukti, Ini Alasan Gus Dur yang Saat Itu Ingin Bubarkan Departemen Sosial

"Itu biasanya cukup dikasih penurun demam sudah sembuh," kata Berli.

Terkait protokol Covid-19 dalam pemberian vaksin nanti, dia meminta masyarakat tak perlu khawatir karena dipastikan menggunakan protokol kesehatan.

"Untuk pelaksanaan imunisasinya aman nggak pakai kerumunan. Sejak pandemi, pelaksanaan program rutin fasyankes Jabar termasuk puskesmas sudah dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua disesuaikan dengan sasaran dan tujuan pelaksanaan program, termasuk imunisasi," kata Berli.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah