Mantan Sekuriti Alih Profesi Jadi Perajin Peti Jenazah di Bekasi, Akui Kewalahan Tangani Banyaknya Pesanan

16 Juli 2021, 14:06 WIB
Yitno, mantan petugas keamanan yang beralih profesi menjadi pembuat peti jenazah karena tingginya permintaan di wilayah Bekasi. /Muhamad Bagja/PR Bekasi/PR Bekasi

PR BEKASI - Belakangan perkembangan pandemi covid-19 di Indonesia semakin mencemaskan meski Pemerintah kini tengah melakukan pengetatan dengan memberlakukan PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali.

Tidak sedikit masyarakat yang berprofesi sebagai pekerja terpaksa dirumahkan oleh pihak perusahaan.

Sebagian masyarakat pun harus beralih profesi demi bertahan hidup, seperti yang dialami Yitno (56).

Baca Juga: Arief Munandar Meninggal Dunia dalam Perawatan Covid-19, Rizal Ramli: Semoga Dimaafkan dan Diterima di Surga 

Yitno yang beralamat di Kampung Jati Baru, Desa Kali Jaya, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi beralih profesi dari sekuriti menjadi perajin peti jenazah.

Usai dirumahkan pihak perusahaan, Yitno kini menekuni diri sebagai sebagai perajin peti jenazah di daerah Jababeka.

Profesi baru yang dilakoni Yitno diakuinya baru berjalan dua bulan terakhir.

Menurutnya, profesi barunya ini dilakukan demi bisa bertahan hidup di masa pandemi saat ini yang mencekik rakyat kecil.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Arief Munandar: Kejahatan Covid-19 adalah Terlalu Bodoh Ditunggangi 'Penjahat' 

Yitno bersama dua rekan perajin peti jenazah mengaku kewalahan menerima pesanan untuk kebutuhan pemulasaran jenazah pasien covid-19. PR Bekasi

Produksi peti jenazah yang dilakukan oleh Yitno dibantu oleh dua pekerja lainnya.

Selain bisa berusaha peti jenazah, dirinya bersyukur bisa mempekerjakan sesama teman perajin.

Masih menurut Yitno, pesanan pembuatan peti jenazah yang terus meningkat belakangan ini membuat dirinya bahkan kewalahan.

"Kemarin, dari salah satu rumah sakit di Cikarang sudah ambil tiga, itu juga masih kurang," kata Yitno kepada tim Pikiranrakya-Bekasi.com di tempatnya bekerja.

Baca Juga: Istri Chico Hakim Meninggal Dunia, Sempat Cari Donor ASI untuk Anaknya yang Baru Lahir 

"Pesanan terus datang, tenaga kita terbatas dan ditambah lagi bahan baku kita kurang, sudah pesan masih belum dikirim," sambungnya.

Dalam sehari, Yitno bisa mengerjakan enam peti jenazah namun masih belum rapih.

"Sehari kita bisa membuat enam peti, tapi itu masih belum rapih, ya kalo sampai rapih paling tiga atau empat," ungkapnya.

Harga peti jenazah yang dibanderol oleh Yitno saat ini bervariasi, mulai dari Rp800.000 hingga Rp1.500.000 tergantung pada pesanan.

Baca Juga: Arya Saloka Kritik Kebijakan PPKM Darurat: Orang Meninggal Bukan karena Covid-19, tapi karena Stres 

Seiring permintaan peti jenazah terus meningkat, Yitno disarankan pihak Rumah Sakit dan pemesan untuk bisa lebih meningkatkan lagi produksinya.

Hal itu, katanya, demi bisa memenuhi kebutuhan peti jenazah untuk Rumah Sakit dan keluarga duka yang memesan hingga dapat terpenuhi tepat waktu.

Kasus kematian di Kabupaten Bekasi memang belakangan ini terus meningkat.

Protokol pemulasaran jenazah pasien covid-19 memang mengharuskan menggunakan peti jenazah demi mencegah penularan kepada petugas pemakaman.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler