Balita di Kabupaten Bekasi Alami Disabilitasi Ganda, Kesulitan Penuhi Nutrisi dan Gizi Tubuh

- 6 Oktober 2020, 09:32 WIB
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sosial RI, Grace Batubara (kiri) mengunjungi dan menggendong Z.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sosial RI, Grace Batubara (kiri) mengunjungi dan menggendong Z. /RRI/

PR BEKASI – Seorang balita mengalami kesulitan dalam pemenuhan nutrisi dan gizi tubuh, serta kesulitan mendengar dan melihat.

Anak berusia lima tahun berinisial Z asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tersebut diketahui lahir secara normal.

"Berdasarkan hasil asesmen, diketahui bahwa Z lahir secara normal dengan berat badan 2.5 kilogram dan panjang badan 50 sentimeter. Z dilahirkan saat usia kandungan masih 8 bukan, sehingga Z mendapatkan beberapa perawatan sesudah dilahirkan," tutur Harry Hikmat selaku Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Baca Juga: Didorong Ekspektasi Stimulus AS dan Pelemahan Dolar, Emas Berjangka Naik 12.5 Dolar

"Kemudian Z didiagnosis memiliki penyakit Rubella Congenital yang menghambat tumbuh kembangnya," ucapnya menambahkan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Selasa, 6 Oktober 2020.

Saat ini, dengan usia yang menginjak lima tahun, Z hanya memiliki berat badan 14 kilogram, dan juga mengalami permasalahan pencernaan serta hanya dapat mencerna makanan yang lembut.

Saat Z berusia 2.5 tahun, Yayasan Budha Suci melakukan penggalangan dana melalui Kitabisa.com, sehingga Z memperoleh alat bantuan pendengaran dengan proses implan koklea, untuk membantu pendengarannya.

Baca Juga: Berhasil Lewati Target, Perusahaan Tiongkok Bagikan 4.116 Mobil Baru untuk Karyawannya

Sementara untuk penglihatan, Z dibantu melalui donasi optik tunggal, dan telah dilakukan operasi katarak serta diberikan bantuan kacamata.

Sayangnya, seluruh bantuan yang telah diberikan belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Z.

Terdapat beberapa perawatan dan terapi rutin yang wajib dilakukan Z, tapi terkendala oleh kondisi ekonomi.

Baca Juga: Surplus Pasokan Listrik, Pemerintah Diminta Batasi Captive Power

Untuk pemanfaatan alat bantu pendengaran, Z secara rutin harus melakukan terapi auditori visual yang memerlukan biaya, baik untuk pelaksaan terapi serta transportasi.

Selain itu, alat bantu pendengaran yang harus digunakan oleh Z, setiap tahunnya harus diasuransikan sebesar 4.5 juta rupiah.

Sementara untuk kacamata yang digunakan Z, harus mendapatkan perawatan dan pembaharuan, mengingat kondisi mata dan tubuh Z yang terus berkembang.

Baca Juga: Sebarkan Fitnah 'Masjid Putar Lagu TikTok Tak Berakhlak', Polisi: Semua demi Followers

Sang ayah yang saat ini sudah tidak bekerja pun merasa khawatir akan keberlangsungan kehidupan anaknya yang membutuhkan perawatan khusus.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sosial RI, Grace Batubara pun merespons permasalahan Z tersebut.

Didampingi oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santika, dia mendatangi rumah anak untuk melihat, memantau kondisi perkembangan, serta memberikan bantuan bagi Z.

Baca Juga: Tak Hanya Pantai Selatan Pulau Jawa, BMKG Sebut 14 Wilayah Ini Berpotensi Terkena Tsunami 20 Meter

Selain itu, hadir juga perwakilan dari Dinas Sosial Kab. Bekasi, pihak Kecamatan, Bidan, hingga pihak keluarahan dan RT/RW setempat.

Grace Batubara pun tidak segan untuk bercengkrama dengan Z, bahkan anak tersebut sempat terlelap tidur di bahunya.

Bantuan yang diberikan kepada Z oleh Kementerian Sosial melalui Balai Anak “Handayani”, merupakan bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi bagi Z. Seperti susu kedelai, zat besi, prebiotik, beras coklat, dan buah-buahan.

Baca Juga: Institut Penelitian Tiongkok Berharap Dapat 'Hidupkan' Kembali Orang yang Telah Mati

Selain itu, Kementerian Sosial melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disablitias akan melakukan pendamipngan terapi auditori verbal untuk melatih pendengaran Z, dan akan memberikan dukungan pemeriksaan mata serta penggantian kacamata.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x