Beri Pesan untuk Ormas Islam, Wamenag: Dakwah Itu Menasihati, Bukan Memaki-maki

11 Desember 2020, 05:40 WIB
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi. /ANTARA/Kementerian Agama/

PR BEKASI - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mendorong agar para ormas dan umat bisa memperkaya literasi ilmu pengetahuan, terutama keagamaan.

Pasalnya menurut dia, jika hal itu bisa dilaksanakan dengan baik, maka dampak negatif teknologi yang memudahkan narasi hoaks bertebaran bisa ditangkal dengan mudah.

Selain itu, Zainut Tauhid juga mengajak ormas Islam tetap konsisten dalam dakwah yang mengedepankan kebijaksanaan daripada dengan cara keras.

Baca Juga: Tak Terima Ditegur, Para Pelanggar PSBB yang Berkerumun di Warkop Ini Malah Pukuli Lurah Cipete

"Dakwah itu mengajak, bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ramah bukan marah-marah dan menasihati, bukan memaki-maki," kata Zainut seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat, 11 Desember 2020.

Dirinya pun menyarankan kepada ormas Islam agar mengedepankan cara yang lembut, bijak, dan penuh kedamaian dalam membina umat.

Wamenag mengatakan, Rasulullah SAW sudah mencontohkan dalam mengajak kebaikan harus penuh dengan kebijakan, seperti lewat diskusi dengan cara baik.

Baca Juga: Pernah Konflik dengan FPI karena Beda Politik, Rachland Nashidik: Tapi Bukan Alasan Bagi Permusuhan

Sementara itu, dia mengatakan bahwa ormas Islam dihadapkan realitas akan tantangan zaman teknologi digital.

Sejumlah konten digital, lanjut dia, cenderung bersifat pascakebenaran atau post-truth bagi warganet. Pascakebenaran membuat warganet mudah percaya dengan konten tanpa mempertimbangkan sisi objektif.

"Di mana situasi objektif lebih sedikit pengaruhnya dibanding hal-hal yang mempengaruhi emosi dan kepercayaan personal dalam pembentukan opini publik. Kehadiran internet memudahkan akses publik pada ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan agama," kata dia.

Baca Juga: Terkait Kasus FPI, Kabareskrim Pastikan Akan Lakukan Penyidikan secara Profesional dan Transparan

"Sayangnya, tingginya gairah masyarakat untuk memperoleh informasi dan ilmu, termasuk ilmu agama, terkendala dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat," katanya.

Era pascakebenaran, kata dia, menjadi tantangan ormas Islam karena konten digital banyak berisi hal berbau hoaks tanpa ada upaya klarifikasi informasi.

Dengan begitu, menurutnya, media sosial dipenuhi konten berisikan ujaran kebencian mengatasnamakan agama. Hal itu bisa melahirkan intoleransi di tengah masyarakat serta menjadi tantangan pada keharmonisan kehidupan berbangsa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler