PR BEKASI - Budayawan Sujiwo Tejo menceritakan bahwa banyak yang bertanya kepadanya terkait persoalan yang tengah dihadapi oleh Partai Demokrat saat ini.
Dijawab olehnya, bahwa di dalam dunia perpolitikan, sedetik yang lalu bisa salah dan sedetik kemudian berubah menjadi benar.
"Banyak yang nanya soal Demokrat. Kubilang, dalam politik sedetik yang lalu salah sedetik sekarang bisa benar, lalu bisa benar tapi salah sedetik berikutnya," cuit Sujiwo Tejo.
Lalu kemudian yang tertinggal hanya sisa komedi di detik-detik yang berlangsung sepanjang masa.
Baca Juga: Akui Tak Bisa Larang KLB Demokrat, Mahfud MD: Sama Seperti Sikap Pemerintahan Pak SBY ketika KLB PKB
Dia pun menanyakan yang diinginkan untuk dikomentari pada detik yang mana.
"Kemudian tinggal sisa komedinya di detik-detik sepanjang masa. Kalian ingin komenku tentang Demokrat untuk detik yang mana?" kicau Sujiwo Tejo.
Salah satu warganet menjawab, yakni detik-detik ketika jantung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhenti berdetak.
Mendapat jawaban seperti itu, Sujiwo Tejo menjawab bahwa yang pasti AHY akan bahagia karena dalam keyakinannya semua orang akan masuk ke dalam surga.
"Ya pasti AHY bahagia, karena dalam keyakinanku semua orang masuk surga. Siapa nggak happy bila udah di surga?" katanya.
Disampaikan Sujiwo Tejo, tidak ada keburukan maka tak ada kebaikan.
Sebagaimana jika ingin berbuat baik dengan membersihkan sampah, maka perlu pihak yang membuang sampah sembarangan.
"Untuk bersih-bersih sampah, berbuat baik, dibutuhkan pihak yang buang sampah sembarangan," cuit Sujiwo Tejo, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @sudjiwotedjo pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Sementara itu dalam jawaban yang lain, dikatakan oleh Sujiwo Tejo, menurutnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sudah berbuat hal yang keliru.
Akan tetapi, jika diperpanjang ke detik sebelumnya ketika memasukkan karma dari Moeldoko dan Presiden Republik Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maka mungkin saja tidak.
Baca Juga: Tolak Perintah Militer Lawan Demonstran Antikudeta, 19 Polisi Myanmar Nekat Kabur ke India
"Baiklah. Pada detik-detik sekarang, kelihatannya Pak Moeldoko keliru. Tapi kalau diperpanjang ke detik-detik sebelumnya, di mana karma Pak Moeldoko dan karma Pak SBY termasukkan, mungkin tidak atau campuran," cuitnya.
Ditambahkannya untuk detik sepanjang masa, maka tunggu saja sampai nanti telah dijadikan serial TV.
"Untuk detik sepanjang masa, lihat saja nanti kalau udah dijadikan serial TV seperti The Crown," kicau Sujiwo Tejo.***