Kemenkumham Akan Sahkan Moeldoko Gantikan AHY, Arief Munandar: Ngopi-ngopi Berbuah Ketum Partai, Gue Juga Mau

31 Maret 2021, 11:04 WIB
Sosiolog Arief Munandar memberikan responsnya terkait pernyataan terbaru Moeldoko. /Instagram.com/bangariefm/ /

PR BEKASI - Sosiolog Arief Munandar mengatakan, berdasarkan sumber-sumber yang diterimanya dari lingkaran Istana, Kemenkumham akan mengesahkan KLB Demokrat yang menunjuk Moeldoko untuk menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.

Namun dirinya juga berucap mau jika dari kegiatan ngopi-ngopi Moeldoko, bisa berbuah menjadi ketum partai.

"Ngopi-ngopi berbuah jadi ketum partai, gue mau juga, ada yang ngajak gue ngopi gak," ucap Arief Munandar seperti dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief pada Rabu, 31 Maret 2021.

Mulanya, Arief Munandar menanggapi video alasan Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat yang diunggah di akun Instagram @dr_moeldoko.

Baca Juga: Gagal Temukan Asal-Usul Covid-19 di Wuhan, WHO: Ada Kemungkinan Virus Sudah Ada Sebelum Wabah

Baca Juga: Ungkap Teroris Punya Latar Belakang Bermasalah, Mantan Penyidik Densus: Ada Pemabuk, Pencuri, dan Penipu

Baca Juga: Tanggapi Polemik Istilah Islam Radikal, Waketum MUI Sindir Ade Armando: Sebagai Muslim, Saya Keberatan

Moeldoko melihat bahwa di perpolitikan nasional terdapat gesekan antara ideologi yang menurutnya sudah keta dan gampang dibaca.

Namun, Arief Munandar mengaku heran mengapa pernyataan Moeldoko tersebut hanya setengah-setengah dan menimbulkan pemikiran-pemikiran lain di tengah masyarakat.

"Gini nih kalau pejabat ngomong, ya ngomongnya itu setengah-setengah membuat kita menduga-duga, okelah kita ngerasa ada gesekan nilai-nilai segala macam di masyarakat yang juga menimbulkan konflik, tapi kan kita belum tau apakah yang dipikirkan Moeldoko sama dengan kita," ucapnya.

Maka dari itu dirinya berpesan kepada seluruh masyarakat agar nanti jika menjadi pejabat tidak membuat pernyataan yang setengah-setengah seperti mantan Panglima TNI tersebut.

"Jadi pesan gue sama lu semua kalau one day lu jadi pejabat, bikin statement jangan ruwet ya, jangan sok rahasia-rahasiaan yang akhirnya menimbulkan salah paham, saling tuding segala macam yang justru bikin kisruh," tuturnya.

Baca Juga: 2 WNI Terjaring Razia dalam Panti Pijat yang Tawarkan Seks Sesama Jenis di Malaysia

Kemudian menurutnya, pernyataan Moeldoko soal yang dilakukannya bukan hanya sekadar menyelamatkan Partai Demokrat, tapi bangsa dan negara Indonesia adalah keliru.

"Sangat patriotik sekali Moeldoko, ya walaupun gue sih punya pertanyaan kecil, katakan benar yang dinyatakan Moeldoko, maka pertanyaannya sejak kapan ya tujuan yang 'baik' tersebut kemudian menghalalkan segala cara, itu sejak kapan," ucapnya.

Arief Munandar pun mengilustrasikan pemikiran Moeldoko dengan sebuah cerita di satu rumah tangga.

"Misalnya nih di satu rumah tangga ada anak-anak konflik, ada konflik anak dengan anak dan dengan orang tua, terus anaknya ngadu sama lu, misal anaknya banyak ratusan, sebagian anaknya tuh ngadu curhat sama lu," tuturnya.

"Om tolong dong dibegal bokap sama nyokap gue, tolong dong om jadi bokap nyokap di rumah gue, masa iya lu iyain," sambungnya.

Baca Juga: Dukung Program Petani Milenial, Dedi Mulyadi: Agar Tetap Produktif, Diperlukan Pola Pikir Inovatif

Hal tersebutlah yang membuat Arief bingung dengan pernyataan-pernyataan para pejabat serta politisi di Indonesia, khususnya Moeldoko.

"Kadang-kadang gue tuh kalau menyimak statement dari politisi kita, gue tuh sakit kepala ya, aneh-aneh aja gitu ya, gatau apa dipikir rakyat semuanya bodoh, kita gak mampu berpikir logis gitu, apa kita mudah untuk diapusi, gue gak ngerti ya," ungkapnya.

Arief Munandar menjelaskan bahwa UU Parpol telah menegaskan, ketika ada satu konflik di dalam satu partai politik, dipersilahkan diselesaikan lewat lembaga Mahkamah Partai atau institusi yang sejenis.

"Kalau kemudian tidak selesai itu akan dibawa ke pengadilan, jadi gak ada pasal dalam UU Parpol yang mengatakan jika engkau melihat partai itu mengalami kekisruhan, maka ambil alihlah partai tadi," ucapnya.

Dirinya pun menyinggung konferensi pers di kediaman Moeldoko beberapa waktu yang lalu terkait kemelut Partai Demokrat yang menyinggung bahwa pertemuannya dengan kader-kader Demokrat hanya ngopi-ngopi saja.

"Ingat gak sih lo sebelumnya dia bilang, dia memang ketemu dengan sejumlah kader Demokrat, pernah di rumah, pernah di tempat lain di luar, dan itu cuman pertemuan ngopi-ngopi biasa," tuturnya.

Baca Juga: Informasi Jadwal Pemadaman Listrik Sementara di Bekasi Hari Ini, Rabu, 31 Maret 2021

"Ngopi-ngopi berbuah KLB cuman Moeldoko yang mampu melakukannya," sambung Arief Munandar.

Lebih lanjut, dirinya pun menyoroti momentum pernyataan Moeldoko tersebut, Arief yakin bukan tanpa alasan mantan Panglima TNI tersebut baru buka suara di publik setelah selama ini menghilang.

"Beberapa kalangan dekat dengan lingkaran kekuasaan, gue juga punya sumber-sumber yang tidak bersedia dikutip namanya mengatakan bahwa proses di Kemenkumham hampir final dan hampir pasti more than 90 persen bahwa akan mengeluarkan pengesahan terhadap hasil KLB Demokrat," ucapnya.

Jadi, sambung Arief, mungkin karena inilah kemudian Moeldoko menemukan momentum untuk tampil dengan rasa percaya diri karena sudah dapat lampu hijau bahwa kepengurusan partai versi KLB Sibolangit itulah yang akan disahkan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Bang Arief

Tags

Terkini

Terpopuler