Vaksin Nusantara Diragukan Sejumlah Pihak, Dedi Mulyadi: Saya Justru Mendukung dan Siap Jadi Relawan

17 April 2021, 21:39 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Mengaku mendukung vaksin nusantara meski diragukan sejumlah pihak. /ANTARA

PR BEKASI - Isu Vaksin Nusantara menjadi perbincang publik hingga saat ini. Di media sosial terutama Twitter banyak yang menyoroti vaksin karya bangsa ini.

Mulai dari bahan baku yang berasal dari luar negeri, uji klinis, hingga penggagas vaksin nusantara yakni mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun ikut diperbincangkan publik.

Selain itu publik juga menyoroti kenyataan bahwa vaksin Nusantara tetap melanjutkan uji klinis fase kedua meski belum mendapatkan izin atau Persetujuan Uji Klinis (PPUK) dari BPOM.

Baca Juga: Dukung dr. Terawan Kembangkan Vaksin Nusantara, Dedi Mulyadi: Saya Siap Disuntik Vaksin Nusantara!

Meski menjadi perbincangan publik hingga menuai kontroversi bahkan diragukan oleh sejumlah kalangan.

Namun Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi tetap mendukung pengembangan Vaksin Nusantara dan siap menjadi relawan untuk disuntik vaksin tersebut.

"Sejumlah pihak memang masih meragukan Vaksin Nusantara,” kata Dedi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Sabtu, 17 April 2021.

Baca Juga: Anies Baswedan Berhasil Pengaruhi Sekjen PBB dalam 2 Menit, Netizen: Memang Gubernur Level Dunia

“Tapi saya justru mendukung Vaksin Nusantara yang dikembangkan dr Terawan ini,” sambungnya.

Ia mengatakan kalau kontroversi merupakan hal yang lumrah.

Namun ia melihat sosok Terawan yang sejak dulu berani melakukan terobosan dalam bidang kedokteran dan berhasil menyembuhkan pasiennya.

Baca Juga: Antisipasi Pemudik 'Nakal', Jalan Tikus Bakal Dijaga Ketat pada 6-17 Mei 2021

“Di Indonesia banyak orang 'out of the box' yang seluruh karyanya sering kali kandas pada aspek-aspek administratif struktural,” kata dia.

Selain mendukung pengembangan Vaksin Nusantara, Dedi Mulyadi juga siap menjadi relawan.

“Siap saya. Saya siap disuntik Vaksin Nusantara,” katanya.

Baca Juga: Ungkap Alasannya Bersedia Disuntik Vaksin Nusantara, Eks Menkes Siti Fadilah: Itu Sebetulnya Bukan Vaksin

Menurut dia, dukungan terhadap Vaksin Nusantara itu merupakan bentuk kebanggaan dirinya bahwa anak bangsa seperti Terawan bisa berkontribusi nyata untuk Indonesia.

BPOM mengatakan vaksin Nusantara belum bisa lanjut ke tahap uji klinis selanjutnya karena beberapa syarat belum terpenuhi diantaranya Cara Uji Klinik yang Baik (Good Clinical Practical), Proof of Concept, Good Laboratory Practice dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (Good Manufacturing Practice).

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam Lokakarya Pengawalan Vaksin Merah Putih menuturkan pihaknya mendukung berbagai pengembangan vaksin asalkan memenuhi kaidah ilmiah untuk menjamin vaksin aman, berkhasiat, dan bermutu.

Baca Juga: Komentari Cuitan Dahnil Anzar Soal HRS yang Viral di Twitter, Ferdinand: Kalau Ini Betul, Saya Hormat!

BPOM mengatakan sudah melakukan pendampingan yang sangat intensif dimulai dari sebelum uji klinik, mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK), dan ada komitmen-komitmen yang harus dipenuhi. BPOM juga sudah melakukan inspeksi terkait vaksin Nusantara.

Menurut Penny, jika ada pelaksanaan uji klinik yang tidak memenuhi standar-standar atau tahapan-tahapan ilmiah yang dipersyaratkan, maka akan mengalami masalah dan tidak bisa lanjut ke proses berikutnya.

"Tahapan-tahapan tersebut tidak bisa diabaikan, dan pengabaian itu sangat banyak sekali aspeknya di dalam pelaksanaan uji klinik dari fase 1 dari vaksin dendritic,” katanya

Baca Juga: Istrinya Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Saya dan Anak-anak Hasilnya Negatif

Dan itu sudah disampaikan kepada tim peneliti tentunya untuk komitmen adanya corrective action, preventive action yang sudah seharusnya diberikan dari awal tapi selalu diabaikan tetap tidak bisa nanti kembali lagi ke belakang," sambungya.

Dia menuturkan proof of concept dari vaksin Nusantara juga belum terpenuhi. Antigen yang digunakan pada vaksin tersebut juga tidak memenuhi pharmaceutical grade.

Hasil dari uji klinis fase 1 terkait keamanan, efektivitas atau kemampuan potensi imunogenitas untuk meningkatkan antibodi juga belum meyakinkan sehingga memang belum bisa melangkah untuk fase selanjutnya.

Meski demikian Penny menuturkan pihaknya tidak menghentikan vaksin Nusantara tetapi meminta tim peneliti melakukan perbaikan dan menyampaikan perbaikan sesuai review dari BPOM.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler