PR BEKASI - Polemik yang saat ini melanda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seakan seperti bola liar.
Diawali dari Revisi Undang-undang KPK pada 2019, permasalahan dan isu yang menerjang lembaga antirasuah tersebut seakan tak ada habisnya.
Beberapa pekan ini, isu dari lembaga tersebut kembali mencuat, yakni perihal tes wawasan kebangsaan (TWK) yang mengakibatkan 75 pegawai dinonaktifkan.
Seakan tak cukup isu penonaktifan pegawai menjadi bahan perbincangan, kini secara resmi KPK dan BKN mengumumkan bahwa dari 75 pegawai, ada 51 yang dianggap tidak dapat dibina wawasan kebangsaan dan harus diberhentikan.
Hal itu pun kembali menimbulkan polemik baru lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menyampaikan hasil tes TWK jangan dijadikan alasan untuk memberhentikan pegawai.
Sementara itu, dalam acara Mata Najwa, Najwa Shihab selaku pemilik acara mengundang beberapa pegawai KPK yang telah dinonaktifkan.
Baca Juga: ICW Minta Tarik Ketua KPK, Pakar Hukum Sebut Bertentangan dengan Undang-Undang
Salah satunya adalah Andre Nainggolan yang berprofesi sebagai penyidik di KPK. Najwa Shihab menanyakan, apakah dia sudah mengetahui posisinya termasuk dalam antara 51 yang diberhentikan dan 24 yang dibina.
"Sampai saat ini belum mengetahui," kata Andre.
Dia menyampaikan kalau sampai saat ini masih pergi ke kantor walaupun tidak ada pekerjaan yang diberikan atau dilakukan.
Sehari-harinya Andre hanya membaca email dan mengerjakan hal lainnya.
Dia mengaku tidak melakukan kegiatan sesuai dengan tugas fungsi sebagai layaknya penyidik.
Baca Juga: Sarankan KPK Dibubarkan, Taufik Damas: Oposisi Konyol Lahir dari Pemerintah yang Konyol
Sebelum dinonaktifkan, Andre biasa melakukan kegiatan penyidikan, menganalisis barang bukti, dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan tersangka lainnya.
"Saya boleh tahu satu, dua, tiga kasus yang tidak bisa Anda tangani yang tidak bisa Anda pegang?" ujar Najwa, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 27 Mei 2021.
Andre mengaku, kalau kasus terakhir yang dia tangani adalah perkara yang menghebohkan masyarakat Indonesia, yakni perkara suap korupsi bantuan sosial (bansos) oleh mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.
Karena akhirnya dinonaktifkan maka dia pun tak dapat menangani perkara tersebut.
Baca Juga: Dandhy Laksono Rilis Trailer KPK The Endgame, Pandji: Tonton, TWK Itu Bersihkan KPK Taliban
"Rugi sekali rakyat Indonesia tidak bisa melihat kelanjutan dari kasus itu karena Anda dinonaktifkan," tutur Najwa Shihab.
Dia pun beralih ke pegawai KPK lain yang juga berprofesi sebagai penyidik yaitu Ronald.
Hal yang sama dengan Andre pun diutarakan Ronald. Dia masih pergi ke kantor hanya untuk mengecek email atau WhatsApp.
"Sama seperti Bang Nainggo mungkin hanya baca email, cek WA, hanya seperti itu saja," katanya.
Baca Juga: Lama Tak Pulang Hingga Jadi 'Hantu' KPK, Harun Masiku Resmi Diceraikan Hildawati Djamrin
Dia mengakui kalau kegiatannya saat ini seperti memakan gaji buta dan dari hati nuraninya sendiri merasa tak enak dengan keadaan yang tengah terjadi.
"Dari hati nurani si merasa tidak enak aja gitu, mbak. Tidak bisa melaksanakan kegiatan apa-apa," ucapnya.
Najwa menanyakan kasus apa yang saat ini sedang ditangani oleh Ronald.
Dia ternyata memiliki tugas untuk menangani pencarian salah satu orang dari daftar DPO yang sering dipertanyakan keberadaannya oleh masyarakat Indonesia, yakni Harun Masiku.
"DPO yang sedang dicari? Harun Masiku bukan?" sambung Najwa Shihab.
Baca Juga: Disentil Addie MS, Roy Suryo Angkat Suara Soal Samakan Hilangnya KRI Nanggala dan Harun Masiku
"Iya, mbak," kata penyidik KPK tersebut.
Najwa menanyakan berapa orang yang sedang menangani kasus pencarian politisi PDI Perjuangan itu.
"Saat ini sebenarnya terakhir ada dua orang cuma yang satu dipindahkan jadi kemungkinan hanya saya sendiri sih," tutur Ronald.
Dengan jelas Najwa Shihab menanyakan apa hanya dia yang memegang perkara Harun Masiku dan sekarang malah dinonaktifkan dari kasus.
"Untuk dari penyidiknya ya mbak yah," ujar Ronald.***