Pengecatan Pesawat Kepresidenan Dinilai Tak Bijak, Mardani: Mestinya Alihkan untuk Masyarakat yang Lebih Perlu

4 Agustus 2021, 19:35 WIB
Mardani Ali Sera nilai pengecatan pesawat kepresidenan saat pandemi Covid-19 sangat tak bijak dan harusnya ditunda demi kepentingan rakyat. /Instagram.com/@mardanialisera

PR BEKASI - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera turut mengkritik keputusan pemerintah yang akan melakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari warna biru ke merah.

Mardani Ali Sera menilai, pengecatan ulang pesawat kepresidenan di masa pandemi Covid-19 bukanlah keputusan yang bijak.

"Mengecat pesawat kepresidenan di masa pandemi tidak bijak," kata Mardani Ali Sera, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @MardaniAliSera, Rabu, 4 Agustus 2021.

Baca Juga: Vonis Djoko Tjandra Dipangkas Jadi 3,5 Tahun Penjara, Mardani Ali Sera: Potret Amburadulnya Hukum di Indonesia

Mardani Ali Sera lantas mengatakan, seharusnya seorang pemimpin memiliki standar moral dan etika, sehingga bisa menunda urusan yang belum mendesak demi kepentingan rakyat.

"Pemimpin mesti punya standar moral dan etika yang betul-betul lembut dan mudah terenyuh. Mestinya bisa dibilang tunda atau alihkan bagi masyarakat yang lebih perlu," kata Mardani Ali Sera.

Tangkapan layar cuitan Mardani Ali Sera soal pengecatan ulang pesawat kepresidenan./ Twitter @MardaniAliSera

Mardani Ali Sera pun mengingatkan pemerintah bahwa di masa pandemi Covid-19 saat ini banyak sekali masyarakat yang terdampak, sehingga kehidupannya menjadi sulit.

Baca Juga: Pesawat Kepresidenan Ganti Warna dari Biru ke Merah, Andi Arief: Strategi Ariel Menghapus Jejakmu

"Banyak sekali PHK, banyak sekali masyarakat yang tidak bisa jualan, banyak sekali masyarakat yang tidak bisa bekerja," kata Mardani Ali Sera.

Oleh karena itu, Mardani Ali Sera mengimbau Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi pemimpin yang bisa menjadi ayah bagi rakyatnya.

"Ayo pemimpin contohkan menjadi ayah bagi rakyatnya. Jangan rakyatnya susah, pemimpin mengecat sesuatu yang tidak urgent dan tidak primary need," kata Mardani Ali Sera.

Baca Juga: Ramai Bonus untuk Pemenang Medali Olimpiade, dr. Tompi: Gue Kasih Apa Ya? Hadiah Operasi Bedah Plastik Gitu?

Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan, yaitu sejak 2019.

Namun, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan terpaksa ditunda, karena belum memasuki jadwal perawatan rutin.

"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020," ucapnya.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," kata Heru Budi Hartono.

Heru Budi Hartono juga menjelaskan bahwa anggaran perawatan dan pengecatan ulang pesawat kepresidenan sudah diatur dalam APBN.

Oleh karena itu, Heru Budi Hartono menegaskan bahwa anggaran dan waktu pengecatan pesawat kepresidenan pun lebih efisien karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Twitter @MardaniAliSera

Tags

Terkini

Terpopuler