Bertugas Jaga Narapidana Agar Tidak Kabur, Belasan Macan Kumbang Terdeteksi Hidup di Nusakambangan

3 November 2021, 18:05 WIB
Belasan macan kumbang dilaporkan hidup di Pulau Nusakambangan dan dijuluki sebagai penjaga narapidana. /Humas BKSDA Jawa Tengah

 

PR BEKASI – Pulau Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi di Indonesia.

Bukan hanya tempat bagi narapidana kelas kakap, Pulau Nusakambangan juga diketahui merupakan tempat tinggal bagi salah satu predator di Jawa, yaitu macan kumbang (Panthera pardus melas)

Diketahui, saat ini terdapat belasan ekor macan kumbang yang hidup di Pulau Nusakambangan.

Hal tersebut dinyatakan oleh Kepala Resor Konservasi Wilayah Cilacap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah Dedi Rusyanto saat dihubungi di Cilacap, Rabu, 3 November 2021.

Baca Juga: Punya Firasat saat Badai Datang di Nusakambangan, Fikri: Pertanda Kalau Papa Udah Enggak Ada

Menurutnya, secara keseluruhan terdapat 18 ekor macan Kumbang yang terpantau hidup di Pulau Nusakambangan.

Akan tetapi, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena pihaknya masih belum melakukan pemantauan secara menyeluruh di pulau narapidana itu.

"Perlu dipantau kembali secara keseluruhan titik dengan metode dan strategi sesuai standar inventarisasi pemantauan jenis satwa liar," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Dedi mengatakan, untuk di wilayah Cagar Alam Nusakambangan bagian timur sendiri, diketahui terdapat empat ekor macan kumbang menurut hasil pemantauan melalui kamera trap BKSDA.

Baca Juga: Bahar Smith Dipindahkan ke Nusakambangan, Keamanan Jadi Alasan

Sementara itu, macan kumbang lainnya diduga hidup tersebar di seluruh wilayah konservasi Nusakambangan.

Diketahui, wilayah Cagar Alam Nusakambangan bagian timur merupakan salah satu habitat dari macan tutul Jawa itu.

Oleh karena itu, bukan hal yang aneh bilamana macan kumbang terdeteksi hidup di wilayah itu.

Dirinya juga menambahkan bahwa macan kumbang di Nusakambangan tidak akan menyerang manusia karena sumber makanan di sana masih tersedia banyak.

"Kehidupan macan tutul di sana memiliki insting tidak menyerang manusia, sebab ketersediaan makanan di dalam masih terbilang cukup seperti celeng, kancil, kijang, dan sejumlah hewan lainnya," katanya.

Baca Juga: Explorer Hutan Sangga Buana Karawang, Dedi Mulyadi Saksikan Penampakan Macan Tutul

Oleh karena itu, BKSDA pihaknya bersama pemangku kepentingan lainnya terus berupaya menjaga keberlangsungan ekosistem Nusakambangan agar tetap lestari.

Diketahui, keberadaan macan tutul Jawa maupun macan kumbang di pulau Nusakambangan sering dijuluki sebagai penjaga narapidana.

Pasalnya, banyak narapidana kelas kakap, khususnya narapidana kasus terorisme yang ditahan di beberapa lapas yang terdapat di pulau tersebut.

Selama ini, terhitung hanya beberapa narapidana yang berhasil melarikan diri dari Nusakambangan.

Baca Juga: Tak Hanya Menginfeksi Manusia, Covid-19 Kini Menyerang Macan Tutul Salju di Kebun Binatang San Diego

Pasalnya banyak dari mereka yang takut saat melintasi hutan Nusakambangan akan diterkam oleh macan tutul Jawa atau macan kumbang.

Macan tutul jawa atau macan kumbang adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan, dan kawasan konservasi Pulau Jawa.

Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang).***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler