Ditantang Makan Siput oleh Temannya, Remaja Ini Tewas Usai Cedera Otak dan Lumpuh Selama 8 Tahun

4 Oktober 2020, 13:36 WIB
Sam dengan ibunya, Kattie /The Sun /

 

PR BEKASI – Seorang pria dilaporkan tewas usai nekat memakan seekor siput gara-gara ditantang kawan-kawannya. Sebelumnya, pria tersebut sempat alami koma dan lumpuh.

Pria malang tersebut bernama Sam Ballard yang berasal dari Australia.

Sam Ballard adalah mahasiswa di Barker College, Australia. Ia nekat memakan hewan moluska (seekor siput) di sebuah pesta di Sydney pada tahun 2010 sebab mendapat tantangan dari teman-temannya.

Baca Juga: Rapat RUU Ciptaker Digelar Tengah Malam, Wakil Baleg : Tak Masalah, Sudah Kantongi Izin Pimpinan DPR

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun, Sam Ballard yang berusia 19 tahun itu mengalami pusing dan muntah usai memakan seekor siput. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Dokter yang menangani kemudian mendiagnosis bahwa Sam Ballard terkena terinfeksi cacing paru-paru tikus. Parasit penyebab infeksi itu biasanya ditemukan pada tikus.

Diduga siput yang dimakan Sam Ballard sebelumnya pernah memakan kotoran tikus.

Baca Juga: Tak Hanya Merugikan Buruh, F-PKS: RUU Ciptaker Juga Berpotensi Timbulkan Kerusakan Lingkungan Hidup

Tidak hanya itu, remaja malang itu juga didiagnosis mengidap eosinophilic meningo-encephalitis, semacam meningitis, dan mengalami koma selama sekitar 420 hari.

Usai siuman, ia didiagnosis cedera otak yang serius. Komplikasi lebih lanjut dari infeksi awal membuatnya lumpuh dan membutuhkan perawatan terus-menerus.

Sebab itu, ia memerlukan bantuan kursi roda dan tabung untuk dapat mencerna makanan.

Baca Juga: Jokowi Sebut Tak Perlu Sok-sokan Melockdown Provinsi: Karena Akan Mengorbankan Kehidupan Masyarakat

Sementara itu, ibu Sam Ballard, Katie Ballard, mengatakan tidak menyalahkan keusilan teman-teman anaknya sebagai biang kerok nasib malang yang menimpa anaknya. Ia juga tidak menyalahkan tingkah konyol anaknya.

Ia dilaporkan menerima peristiwa itu dengan lapang dada.

Namun, biaya pengobatan yang ia terima cukup besar berdampak pada ekonomi keluarganya. Ia mengaku bahwa tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan.

Baca Juga: Tolak RUU Ciptaker Dibawa ke Rapat Paripurna, F-Demokrat: Pemerintah Terlalu Memaksakan Kehendak!

“Ini hancur, mengubah hidupnya selamanya, mengubah hidup saya selamanya. Dampaknya sangat besar,” ujar dia.

Teman-teman Sam membuat donasi untuk membantu meringankan biaya pengobatan Sam.

Katie juga mengajukan bantuan dana ke National Disability Insurance Scheme (NDIS) untuk mendapatkan bantuan berobat Sam sebab dianggap memenuhi syarat. Menurut informasi lembaga tersebut, alokasi dana bantuan yang diterima sebesar £300 ribu atau sekitar Rp5 miliar lebih.

Baca Juga: Diminta untuk Membela Negara Melalui Pemberitaan, Terawan: Pers adalah Pahlawan Pandemi Covid-19

Akan tetapi, pada NDIS telah memangkas alokasinya menjadi sekitar £75.000 atau sekitar Rp1 miliar lebih.

Usai menjalani perawatan selama 8 tahun, Sam dilaporkan meninggal dunia pada akhir tahun 2018 lalu pada usianya yang ke-28 tahun.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler