Seakan Jadi Nyata, Soeharto Ternyata Pernah Ramal Banyak Pengangguran Tahun 2020 di Indonesia

10 Oktober 2020, 18:53 WIB
Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. /Dok. Warta Ekonomi/

PR BEKASI – Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, disebutkan pernah meramalkan nasib rakyat Indonesia di masa depan. Ia menyinggung tentang globalisasi dan pasar bebas tahun 2020.

Dalam sebuah video yang diunggah kanal Youtube HM Soeharto, tampak Soeharto tengah memberikan ceramah dalam sebuah acara. Ia mengenakan pakaian batik dan peci hitam.

Soeharto dilaporkan berbicara dalam sebuah acara diskusi bertajuk "Temu Wicara Presiden Soeharto saat Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian Pengamalan Nilai Kepahlawanan" dan berlokasi di Surabaya pada tahun 1995.

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2020: Pandemi Covid-19 Mendorong Masalah Kesehatan Mental Baru

Melalui penuturannya, Soeharto khawatir tentang kondisi pemuda bangsa di masa depan. Ia memandang jauh ke tahun 2020.

"Dalam menghadapi globalisasi, yang akan sekarang kita akan melakukan liberalisasi perdagangan bebas untuk negara-negara berkembang tahun 2020 nanti," ujar Soeharto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube HM Soeharto, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Soeharto menyuarakan kekhawatirannya soal pasar Indonesia yang akan dibanjiri produk-produk asing dan usaha-usaha lokal yang tutup karena sepi pembeli.

Baca Juga: Dituding Terlalu Berkuasa, Jokowi Tegaskan UU Cipta Kerja Tidak Ambil Alih Kewenangan Pemda

"Kalau para pemuda kesengsem dengan produk murah dan baik, tapi hasil dari luar negeri, hancur daripada bangsanya. Kenapa? Karena produknya (dalam negeri) tidak ada yang membeli. Pabriknya tutup, lantas tidak bisa bekerja, tidak bisa makan. Inilah yang harusnya kita persiapkan," kata Soeharto.

Ramalan Soeharto tampaknya benar terjadi saat ini. Kata-katanya "pabrik tutup lantas tidak bisa bekerja" adalah cerminan situasi Indonesia saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2020 meningkat jadi 6.88 juta pada Februari 2020. Angka ini naik 0.06 juta orang dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Tantang Siapa pun yang Menolak, Arief Puyuono Pastikan UU Cipta Kerja Tak Rugikan Buruh

Pada tahun lalu, angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136.18 juta orang, atau naik 2.24 juta orang dibandingkan dengan Februari 2018.

Dampak pandemi Covid-19 menjadi sangat masif pada angka pengangguran di Indonesia sebab 74,04 juta orang (56.50 persen) bekerja pada kegiatan informal yang tidak memberikan jaring pengaman sosial.

Untuk informasi, masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan memberlakukan perdagangan bebas untuk sektor perbankan yang akan dimulai pada tahun 2020.

Baca Juga: Tidak Perlu Ragu Tes Swab di Puskesmas bagi Pasien Kontak Erat, Doni Monardo: Harusnya Gratis

Dengan demikian, akan ada pertarungan ekonomi antara bank luar negeri dengan bank dalam negeri.

Selain itu, perdagangan bebas juga berdampak pada kemudahan tenaga kerja asing yang dapat bekerja di negara manapun, termasuk di Indonesia.

Hal ini ditandai dengan diresmikannya Undang-Undang Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020 lalu tentang tenaga kerja asing.

Baca Juga: TNI-Polri Semakin Mesra di Lokasi TMMD Reguler Brebes

Artinya, para pekerja lokal harus bersaing dengan pekerja asing dalam mendapatkan sebuah pekerjaan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler