Ungkit Kasus Lama, Habib Rizieq: Revolusi Berdarah, Musuh Kami Kezaliman Bukan Pemerintah

12 November 2020, 15:41 WIB
Habib Rizieq Shihab. /ANTARA/

PR BEKASI - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, mengomentari sikap aparat penegak hukum yang menurutnya terkesan berusaha mencari-cari kesalahannya.

Pertama kali setelah kembali di Tanah Air, HRS membuka "Open House di Markaz Syariah Petamburan bersama Umat dan Ulama serta Tokoh Nasional", yang ditayangkan di kanal YouTube Front TV, Kamis, 12 November 2020.

Habib Rizieq beranggapan penegak hukum bersikap objektif karena hanya fokus kepada pihak tertentu, sementara orang lain dengan kasus lain yang tak kalah penting diabaikan.

Baca Juga: Sektor Industri di Kabupaten Bekasi Siap Beroperasi, Apindo Berharap Dapat Pulih seperti Dulu

"Itu kasus yang dilaporkan masyarakat penistaan agama, penistaan ulama kenapa kau tak periksa dulu kenapa kau biarkan? Kenapa Denny Siregar dibiarkan? Ade Armando kau biarkan? kenapa Abu Janda kau biarkan? Siapa yang salah proses," ujar Habib Rizieq.

Habib Rizieq mengatakan, penegak hukum bersikap objektif karena hanya fokus kepada pihak tertentu.

"Kelompok yang tidak suka pemerintah, mengkritisi pemerintah digali kesalahannya, diproses, sementara kelompok yang menjilat pemerintah dibiarkan mereka melakukan kesalahan. Ini tidak boleh dibiarkan. Ini bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak," katanya.

Baca Juga: Tabrakan Ngeri di India, Pesawat Boeing 747-100B dan Pesawat Ilushin II-76B pada 12 November 1996

"Kalau tidak mau revolusi berdarah, revolusi sosial di masyarakat ya, perbaiki. Ulama selalu memberikan kesempatan, ayo sama-sama diperbaiki," ucapnya.

Sebelumnya imam besar FPI itu juga pernah menyinggung soal rekonsiliasi, setelah mendapat banyak komentar dari sejumlah pihak mengenai hal tersebut. Menurutnya rekonsiliasi baru bisa dilakukan apabila ada niat yang baik antara kedua belah pihak.

"Kalau ada yang mengatakan Habib Rizieq bisa nggak ke depan kita lakukan rekonsiliasi? Saya katakan sekali lagi, rekonsiliasi hanya bisa berdiri atas dasar niat dan tekad yang baik. Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan, kezaliman, kejahatan saudara tidak mungkin. Tidak ada rekonsiliasi kalau kezaliman dibiarkan," ucap Habib Rizieq.

Baca Juga: Kasus Video Asusila Diduga Mirip Gisel dan Jedar Dinaikkan Kepolisian ke Tingkat Penyidikan

Habib Rizieq menegaskan, para ulama dan habaib tidak ada masalah dengan pemerintah, ia menegaskan, mereka bukan musuh pemerintah dan negara.

"Sekali lagi kita yang ada di sini, habaib, ulama, sekali lagi kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh Tentera, kita bukan musuh polisi," ucapnya.

Ia menambahkan, bahwa musuh ulama dan habaib itu bukan pemerintah, akan tetapi Kezaliman, kecurangan, dan kemunafikan.

Baca Juga: Berada di Persimpangan AS dan Tiongkok, DPR: Indonesia Harus Tingkatkan Nilai Tawar di Mata Dunia

"Kita musuh kezaliman, kita musuh kecurangan. Kita musuh kemunafikan, kita musuh segala kejahatan, betul? Tidak ada kompromi melawan kezaliman, kemunafikan, kejahatan, tidak ada kompromi." kata Habib Rizieq menegaskan. ***

 

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Front TV

Tags

Terkini

Terpopuler