JK Sebut Persoalan HRS karena Kekosongan Kepemimpinan, Yunarto: Parah Anak Didiknya Sendiri Disindir

21 November 2020, 17:11 WIB
Yunarto Wijaya (kanan) menanggapi pendapat Jusuf Kalla (kiri) terkait permasalahan Habib Rizieq yang disebabkan karena kekosongan kepemimpinan. /Kolase foto dari Instagram @yunarto wijaya dan @jusufkalla

 

PR BEKASI – Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) berbagi pandangannya terkait persoalan yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab akhir-akhir ini.

Jusuf Kalla menilai situasi ini terjadi lantaran ada kekosongan kepemimpinan. Hingga persoalan ini pun menyita perhatian publik bahkan harus melibatkan polisi dan TNI.

“Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya sehingga polisi, tentara turun tangan, seperti kita menghadapi goncangan,” kata Jusuf Kalla saat menjadi pembicara di webinar kebangsaan di Youtube PKS TV, Jumat, 20 November 2020.

Baca Juga: Komnas PA Ancam DKI Jakarta sebagai Kota Ramah Anak Dicabut, Ini Alasannya

“Kenapa itu terjadi? Ini menurut saya, karena ada kekosongan pemimpin. Kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas,” kata Jusuf Kalla.

Akibatnya menurut dia, masyarakat mencari alternatif lain yang dinilai mewakili aspirasi mereka.

“Begitu ada pemimpin yang karismatik, katankanlah atau ada yang berani memberikan alternatif maka orang mendukungnya,” tutur Jusuf Kalla.

Baca Juga: Diduga Cabuli Anak, Oknum Petugas RPTRA Jakarta Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Jusuf Kalla mengatakan fenomena ini merupakan indikator bahwa ada proses yang perlu diperbaiki dari sistem demokrasi Indonesia. Masyarakat dinilai mulai kehilangan kepercayaan kepada pemimpin termasuk wakil di DPR.

“Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercayai partai-partai khususnya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan, yang punya aspirasi,” ujar Jusuf Kalla.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus menjadi bahan evaluasi semua pemangku kepentingan, khususnya partai-partai Islam.

Baca Juga: Sama Seperti Ayahnya yang Remehkan Covid-19, Donald Trump Jr Kini Terkonfirmasi Positif Corona

“Ada kekosongan suatu sistem, atau cara demokrasi, khususnya dalam ideologi keislaman, yang kemudian diisi Habib Rizieq,” ucap Jusuf Kalla.

Pandangan Jusuf Kalla terkait kekosongan kepemimpinan itu pun mendapatkan tanggapan Direktur Eksektutif Charga Politica, Yunarto Wijaya.

Melalui akun Twitternya, Yunarto Wijaya menanggapi bahwa pernyataan Jusuf Kalla menyindir anak didiknya sendiri di DKI Jakarta.

Baca Juga: Sebut Pertemuan HRS dengan Ma'ruf Amin Penting Segera Diwujudkan, HNW: Demi Menguatkan NKRI

Namun Yunarto Wijaya tidak menyebut siapa yang dimaksud anak didik Jusuf Kalla di DKI Jakarta.

“Wah parah anak didiknya sendiri di DKI disindir...” kata Yunarto Wijaya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya @yunartowijaya, Sabtu, 21 November 2020.

Sementara itu, mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean mengungkapkan, situasi ini terjadi bukan karena kekosongan kepemimpinan.

Baca Juga: UU Ciptaker Bentuk Reformasi Struktural, Ekonomi: RI Akan Membuat Investor Luar Lebih Tertarik

Dia menilai bahwa keterlibatan TNI dan Polri justru karena ada yang memimpin.

“Yth @Pak_JK, ini bukan karena kekosongan kepemimpinan. Justru TNI Polri itu bergerak karena ada yang kepimpinan,” kata Ferdinand Hutahean lewat akun Twitternya @FerdinandHaean3, pada Sabtu 21 November 2020.

Ferdinand Hutahean menyebutkan bahwa suara-suara itu bukan aspirasi tapi sekelompok kecil yang tak mengakui pemerintah.

Baca Juga: Viral Video Pengakuan Bakamla, Warganet: Pakai Keris Lawan Kapal Tiongkok, Tank Lawan Petamburan

“Dan suara-suara sumbang itu bukan aspirasi tapi mereka sekelompok kecil masyarakat yang tak mengakui pemerintah dan merasa berhak atas negeri ini dengan menjual agama, mereka harus ditindak,” kata Ferdinand Hutahean.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler